Studi S-2 memiliki kesulitan yang tinggi, apalagi tetap harus bekerja dan menjadi kepala dari sebuah keluarga. Manajemen waktu menjadi hal yang sangat krusial agar tiga hal tersebut tidak ada yang tertinggal dan harus dikorbankan.
Wahyu Karsono merupakan orang yang harus menjalani kehidupan tersebut. Mahasiswa dari Magister Teknik Fisika tersebut harus tetap bekerja di Reaktor Kartini, BRIN karena statusnya sebagai mahasiswa izin belajar dan menjadi seorang figur kepala rumah tangga dari seorang wanita dan 2 balita. Baginya, antara keluarga, bekerja, dan studi S-2 harus diseimbangkan karena tidak ada yang boleh dikorbankan.
Dalam memperoleh gelar magister, Wahyu mengangkat tesis berjudul Validasi Detektor Fission Chamber untuk Pengukuran Daya Reaktor Kartini. Latar belakang dari penelitian ini adalah akan adanya penggantian Detektor Fission Chamber yang telah usang dengan Detektor FC baru tipe CFUL08 di Reaktor Kartini. Sebelum dilakukan pemasangan detektor, perlu dilakukan kajian mengenai besar fluks neutron di sekitar wilayah instalasi detektor. Untuk itu, perlu dipastikan bahwasanya Detektor FC tersebut dipasang pada kondisi fluks neutron yang sesuai spesifikasi.
Selama menyelesaikan studi terutama dalam menyusun dan mendapatkan data tesis masih terdapat masalah lain, yakni pemasangan Detektor Fission Chamber baru ke dalam tangki reaktor Kartini. “Dibantu oleh rekan-rekan kerja, saya harus membuat pipa pengarah detektor terlebih dahulu dengan kebutuhan teknis yang cukup menyusahkan, melakukan instalasi, dan pengujian awal detektor. Dengan catatan, seluruh tahapan kegiatan harus dilakukan extra hati2 karena pekerjaan dilakukan di reaktor nuklir yang seluruh kegiatannya diawasi oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Kewaspadaan secara ekstra juga harus dilakukan, mengingat harga dari detektor yang bernilai setengah miliar (rupiah),” jelasnya.
Rasanya berbagai kesulitan tersebut terbayar lunas karena Wahyu berhasil menyabet predikat Wisudawan Magister Terbaik II Wisuda Periode I Tahun Ajaran 2024/2025 Fakultas Teknik. Ditambah, ia mendapat banyak wawasan baru terkait teknik fisika, metodologi penelitian, dan cara-cara melakukan. Hasilnya, pegawai BRIN tersebut sukses mempublikasikan hasil penelitian di Jurnal Nasional Sinta 2 sebanyak 1 makalah dan 2 makalah prosiding internasional. Tak berhenti di situ, Wahyu juga memperoleh pengalaman yang sangat berharga dengan ikut serta dalam tim riset bersama pembimbing DTNTF dan kemudian mendapatkan pendanaan riset dari Kemendikbud Dikti.
“Harapan dari riset saya terkait karakterisasi Detektor FC, yakni dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan pengoperasian reaktor maupun perawatan reaktor. Selain itu, dapat pula dijadikan acuan dan komparasi bagi reaktor nuklir lain yang akan melakukan pemasangan Detektor FC,” pungkas Wahyu. (Data oleh Wahyu Karsono, Ditulis oleh Humas FT: Taufik Rosyidi)