Tim kolaborasi mahasiswa Teknik Nuklir dan Teknik Fisika (DTNTF)yang terdiri dari Maulana Istar (Teknik Nuklir 2021) sebagai ketua bersama Maya Rianda Mardani (Teknik Fisika 2023) berhasil meraih juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTIM) Nasional Chemical Fun Days (CFD) 2024 yang diselenggarakan oleh Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Padjajaran.
Tahun 2024 kompetisi ini bertema “Peran Generasi Z dalam Memanfaatkan Bahan Baku Kimia Berkelanjutan demi Tercapainya Indonesia Emas 2045”. Babak final berlangsung pada 1 Juni 2024.
Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan abstrak dan karya yang kemudian diambil 5 besar. Setiap 5 finalis kemudian dipertandingkan untuk merebutkan 3 juara. Babak final dilakukan secara offline di Universitas Padjajaran, Jatinangor. Perlombaan ini diikuti oleh lebih dari 38 tim yang tersebar dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia.
“Saya dan Maya kebetulan waktu mendapatkan informasi lomba ini waktu itu kami sedang menyiapkan lomba lain untuk babak final. Disaat itu kami berdiskusi untuk ide yang sebenarnya dilatar belakangi penelitian saya, dari hal itu kami mencari potensi dari penelitian saya namun secara lebih general,” ungkap Maulana.
Maulana dan Maya mengangkat potensi limbah Fly Ash PLTU Batubara sebagai sumber material alternatif logam berharga. Logam berharga ini seperti Magnesium, Ferrum, Aluminum, dan Logam Tanah Jarang yang menjadi komoditas strategis khususnya untuk Indonesia. Logam-logam tersebut sangat berharga dan bermanfaat untuk berbagai teknologi khususnya logam tanah jarang. Dominasi Negara Tiongkok yang menjadi Exportir dan Produsen utama logam tanah jarang tersbut menjadi kekhawatiran global apabila mereka menghentikan ekspor dan produksinya ke berbagai negara. Oleh karena ini, tim ini menggagas solusi alternatif dari beberapa kekhawatiran tersebut.
“Kami sebenarnya menjadi peringkat 6 dari hasil penilaian full paper dan tidak masuk final ketika pengumuman finalist. Namun seminggu berselang kami diberi informasi bahwa ada tim yang di-diskualifikasi karena melanggar aturan yang berlaku dan kami dihubungi untuk mengikuti babak final ini. Persiapan kami yang terpotong waktu tersebut tidak menghalangi kami untuk menyerah dalam berkompetisi.
“Pengalaman luar biasa bisa lomba secara langsung ke luar kota, meskipun saya masih tahun pertama berkuliah, apalagi satu-satunya tim UGM yang bisa masuk babak final. Dari tanggal 30 Mei kami berangkat menuju Jatinangor pakai kereta, latihan presentasi juga cuma H-1 bahkan masih terbata-bata, kemudian presentasi didatangi supporter utama yaitu bapak, ibu, dan kakak,” jelas Maya.
Suport yang diberikan membuat Maulana dan Maya mencoba tampil yang terbaik. “Alhamdulillah bisa juara 3 yang awalnya hopeless karena persiapan yang agak kurang dan ada pengaruh nilai dari paper sebelumnya. Rasanya seperti terbayarkan dari semua perjuangan yang telah dilakukan,” tambah Maya
Maya dan Maulana berharap ide yang dicetuskan akan bermanfaat untuk penulis, iptek, pemerintah, dan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak harus terus dilakukan untuk tetap meningkatkan prestasi di DTNTF. Hasil yang didapatkan juga diharapkan mampu menjadi inovasi bagi seluruh mahasiswa khususnya DTNTF untuk terus berprestasi dan membanggakan almamater. (Maulana/Maya/Review: Purwoko)