
Bagus Diandita adalah mahasiswa Magister Super Spesialis (MSS) Geologi Struktur Bawah Tanah (Terowongan) Teknik Geologi. MSS merupakan program kerja sama yang diselenggarakan oleh Kementerian PUPR dengan beberapa Universitas di Indonesia dan salah satunya adalah UGM. Sebelumnya, Bagus telah menempuh pendidikan Sarjana (S1) Teknik Geologi di Departemen Teknik Geologi UGM yang selanjutnya bekerja menjadi ASN di Kementerian PUPR. Melihat kurangnya tenaga ahli khusus pada Kementerian PUPR dan sebagai respon terhadap tantangan permasalahan pembanguan ke-PUPR-an seperti yang disampaikan oleh Menteri PUPR saat itu, Basuki Hadimuljono, Bagus memutuskan mengambil program MSS pada tahun 2023.
Selain sebagai saran peningkatan kompetensi diri, langkah ini adalah wujud kontribusi nyata Bagus bagi PUPR dan pembangunan Indonesia. Tantangan menyelesaikan studi Magister dalam waktu 18 bulan atau 3 semester juga menjadi motivasi bagi Bagus untuk mengikuti program tersebut dengan maksimal.
Bagus melakukan penelitian berjudul “Evaluasi Geologi Teknik Dan Stabilitas Lereng Inlet Terowongan Pengelak Bendungan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah”. Bendungan Jatinegara merupakan salah satu bendungan yang direncanakan akan dibangun untuk mendukung program NAWACITA Presiden Joko Widodo. Bendungan Jatinegara direncanakan dibangun untuk menjamin ketersediaan air irigasi untuk 3 (tiga) kali masa tanam dalam 1 tahun di Daerah Irigasi Sungai Rambut. Bendungan Jatinegara berada di antara Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, dan Kecamatan Warungpring, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah.
“Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi geologi teknik di area rencana terowongan pengelak bendungan tersebut.” ungkapnya. Pemahaman kondisi geologi teknik di lokasi rencana terowongan selanjutnya akan digunakan dalam mengevaluasi stabilitas lereng inlet terowongan pengelak, serta menentukan metode penggalian dan sistem penyangga rencana terowongan tersebut.
Bagus mengevaluasi kondisi geologi teknik berdasarkan tingkat pelapukan massa batuan di permukaan, serta mengelompokkan kelas massa batuan bawah permukaan dengan menggunakan klasifikasi RMR (Rock Mass Rating) dan GSI (Geological Strength Index). Sementara itu, analisis stabilitas lereng menggunakan Metode Kesetimbangan Batas (Limit Equilibrium Method).
Aspek-aspek geologi teknik seperti geomorfologi, batuan dan tanah, geologi struktur, airtanah dan geodinamika area rencana terowongan diteliti oleh Bagus. Hasil evaluasi desain lereng inlet terowongan terhadap kondisi geologi teknik tersebut menunjukkan desain lereng mampu mempertahankan stabilitasnya. Rekomendasi metode penggalian berdasarkan RMR, yaitu kelas massa batuan sangat buruk adalah multiple drift dengan stand up time 1 jam, kelas massa batuan buruk dan sedang adalah dengan top heading dan bench, 4 jam stand up time untuk kelas massa batuan buruk dan 1 hari untuk kelas massa batuan sedang. Rekomendasi sistem penyangga yang disarankan dalam RMR yaitu kombinasi rockbolt, wiremesh, shotcrete dan rib dengan variasi panjang rockbolt 4-6 m, spasi 1-2 m, tebal shotcrete atap 50-200 mm, dan dinding 30 – 150 mm serta muka galian setebal 50 mm, kemudian pemasangan rib ringan ketika diperlukan.
Sebagai alumni program Magister Super Spesialis Geologi Struktur Bawah Tanah (Terowongan), Bagus berharap teman-teman ASN di Kementerian PU memanfaatkan program MSS yang diusulkan oleh Menteri sebagai peningkatan kompetensi dan media update pengetahuan di bidang infrastruktur.
“Dukungan dari Kementerian PU serta fasilitas pendukung pembelajaran di kampus UGM yang sangat baik akan memudahkan masa studi kita,” ungkapnya. Sebagai contoh, dukungan sumber-sumber referensi makalah ilmiah internasional yang dapat diakses secara gratis di UGM membantu Bagus dalam menyelesaikan tesis serta mempresentasikan 2 paper di konferensi ilmiah. Data pendukung penelitian juga tidak sulit didapatkan mengingat Kementerian PU selalu membangun infrastruktur di Indonesia diawali dengan Studi, Investigasi dan Desain (SID).
Kepada ASN Kementerian PU pada khususnya dan semua mahasiswa UGM pada umumnya, Bagus berpesan untuk tetap semangat dan pantang menyerah dalam belajar serta meluruskan niat studi untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dan turut berkontribusi dalam kemajuan teknologi di Indonesia agar dapat bersaing secara global, sesuai dengan motto UGM yaitu “Locally Rooted, Globally Respected”. (Sumber: Bagus Diandita)