UGM, Yogyakarta – Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapatkan kehormatan besar menjadi tuan rumah dalam gelaran roadshow Buku Elephant Learns Flamenco (ELF) di Yogyakarta. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang digagas oleh Indonesia Brand Forum (IBF), sebuah forum yang bertujuan untuk mendorong keberhasilan brand lokal, baik di tingkat nasional maupun global. Dengan tema besar “Holdingization & Synergy”, diskusi buku ini tidak hanya memperkenalkan isi buku tetapi juga memperlihatkan strategi transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Erick Thohir dalam lima tahun terakhir.
Sebagai tuan rumah, Fakultas Teknik UGM tidak hanya menyediakan lokasi strategis untuk diskusi, tetapi juga berperan aktif melalui kehadiran Dekan Fakultas Teknik, Prof. Ir. Selo S.T., M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. Dalam kapasitasnya sebagai pembicara, Prof. Selo memberikan wawasan penting mengenai peran perguruan tinggi, khususnya Fakultas Teknik UGM, dalam mendukung transformasi industri melalui inovasi dan kolaborasi dengan sektor-sektor strategis, termasuk BUMN.
Buku Elephant Learns Flamenco yang ditulis oleh Yuswohady, mengangkat perspektif unik tentang bagaimana BUMN sebagai entitas besar dapat menjadi lebih gesit dan adaptif dalam menghadapi persaingan global. Erick Thohir, Menteri BUMN, menggambarkan BUMN sebagai “gajah”, yang walaupun besar dan kompleks, harus mampu bergerak lincah layaknya menari flamenco. Buku ini bertujuan memberikan gambaran bagaimana 41 perusahaan BUMN yang mengelola aset senilai Rp 8.978,1 triliun dan mempekerjakan lebih dari satu juta orang dapat melakukan transformasi besar untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Acara diskusi ini menghadirkan beberapa tokoh penting, termasuk Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Salyadi Saputra; Direktur Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Suroso Isnandar; serta penulis buku Yuswohady sendiri. Setiap pembicara memberikan pandangan mendalam tentang transformasi dan inovasi di BUMN masing-masing, menyoroti langkah-langkah strategis yang telah diambil untuk memperkuat daya saing global.
Transformasi PLN: Menuju 500 Perusahaan Terbaik Dunia
Direktur Manajemen Risiko PT PLN, Suroso Isnandar, dalam acara ini mengungkapkan pencapaian luar biasa PLN melalui transformasi besar-besaran yang dimulai sejak tahun 2020. Transformasi tahap pertama, yang dikenal sebagai Transformasi 1.0, berfokus pada empat elemen utama: green, lean, innovative, dan customer-focused. Strategi ini berhasil menciptakan fondasi kuat bagi perusahaan untuk memasuki fase berikutnya, yaitu Transformasi 2.0 atau Growth Moonshots.
PLN sendiri menargetkan untuk dapat menjadi 500 perusahaan terbaik dunia dengan membangun ekosistem korporasi yang dinamis dan inovatif. Melalui program restrukturisasi organisasi Holding-Subholding, PLN kini telah berhasil mengubah diri menjadi perusahaan yang fokus pada pengembangan ekosistem dinamis yang mampu menghadapi tantangan global.
Pencapaian Gemilang Pertamina
Sementara itu, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, Salyadi Saputra, berbagi cerita sukses tentang pencapaian Pertamina setelah menerapkan strategi holdingisasi pada 2021. Salah satu pencapaian yang paling mencolok adalah keberhasilan Pertamina mencatatkan laba tertinggi sepanjang sejarah perusahaan sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun pada tahun 2023.
Tidak hanya itu, Pertamina juga berhasil menembus peringkat 165 dalam daftar Fortune Global 500, sekaligus menduduki posisi ketiga di Fortune Southeast Asia. Strategi holdingisasi telah memberikan Pertamina fleksibilitas dan kemampuan untuk bersaing di tingkat global, sambil tetap memberikan kontribusi signifikan kepada negara. Dengan menjadi salah satu penyumbang pajak terbesar, Pertamina membuktikan bahwa transformasi tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Indonesia Brand Forum: Mengupas Transformasi dan Kepemimpinan
Diskusi buku ini menjadi bagian dari rangkaian acara Indonesia Brand Forum (IBF) 2024. IBF, yang digagas oleh Yuswohady bersama sejumlah pemerhati brand lokal, bertujuan mendorong brand Indonesia untuk bersaing di kancah global.
Tema besar tahun ini, Elephant Learns Flamenco: BUMN Menuju Indonesia Emas 2045, menggarisbawahi pentingnya transformasi dan holdingisasi sebagai strategi utama untuk menciptakan nilai baru (unlocking value) bagi perusahaan BUMN. Acara ini tidak hanya menjadi platform diskusi, tetapi juga inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain untuk belajar dari kisah sukses BUMN seperti PLN dan Pertamina.
Peran Fakultas Teknik UGM dalam Mendukung Transformasi BUMN
Kehadiran Fakultas Teknik UGM sebagai tuan rumah memberikan nilai tambah yang signifikan bagi acara ini. Dengan reputasi sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di Indonesia, Fakultas Teknik UGM menjadi simbol kolaborasi antara dunia akademik dan industri. Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Selo, menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan BUMN dalam menghadapi tantangan global.
Dalam diskusi ini, Fakultas Teknik UGM juga menunjukkan komitmennya untuk terus mendukung transformasi industri melalui pengembangan teknologi hijau, peningkatan efisiensi operasional, dan penciptaan tenaga kerja yang kompeten. Dengan menjadi bagian dari pembicara dalam acara ini, UGM menunjukkan posisinya sebagai mitra strategis bagi BUMN dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Sebagai tuan rumah, Fakultas Teknik UGM berhasil menunjukkan perannya sebagai fasilitator dan mitra strategis dalam mendorong kolaborasi antara dunia akademik dan industri. Ini menjadi bukti bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung transformasi nasional, sejalan dengan visi besar menuju Indonesia Emas 2045. Buku Elephant Learns Flamenco menjadi simbol dari semangat perubahan yang dapat menginspirasi banyak pihak, tidak hanya di kalangan BUMN, tetapi juga di seluruh ekosistem bisnis Indonesia.