
Setiap mahasiswa punya ceritanya masing-masing dalam menjalani dan menyelesaikan studi. Arif, lengkapnya Moh Rizky Arif, alumnus FT UGM yang berasal dari Kediri ini menemukan minatnya sejak SD, yang mengantarkannya menjadi mahasiswa Teknologi Informasi. Hobby-nya juga menjadi jalan masuk mendapatkan pekerjaan pada akhir tahun ke-2 kuliah.
“Sejak kecil saya sudah suka mengutak-atik komputer. Hal itu membuat saya merasa nyaman dan tertarik untuk mendalami bidang teknologi informasi”, ungkapnya. Arif percaya bahwa dunia IT terus berkembang dan memiliki peluang karir yang luas, sehingga Arif yakin pilihannya mengambil studi di Teknologi Informasi sangat relevan dengan passionnya.
Ketertarikannya pada IT bermula ketika SD. Arif sering bermain game online di warnet. Melihat hal itu, ayahnya justru membelikan komputer agar bisa bermain di rumah. Keputusan ayah Arif ini membuat Arif leluasa, tidak hanya main game namun juga mulai menyukai utak-atik komputer. “Saat SMP, saya menemukan sebuah buku tentang web hacking di toko buku. Dari situlah saya mulai tertarik dengan dunia cyber security, yang akhirnya menjadi passion utama saya hingga sekarang” kenangnya.
Mendapatkan Pekerjaan 2 tahun sebelum wisuda
Pada akhir tahun kedua kuliah, Arif mengikuti lomba CTF (Capture The Flag) yang diadakan oleh BPJS. Saat itu, Arif bertemu dengan Ismail Hakim, CEO & Founder dari perusahaan Cyberkarta yang bersedia memberikan training. “Mungkin performa saya cukup baik, saya diajak mengikuti lomba CTF lainnya,” ungkapnya. Setelah beberapa kali mengikuti lomba, pada tahun ke-2 kuliah Arif diberi kesempatan untuk ikut terlibat dalam berbagai proyek nyata, mulai dari digital forensic hingga penetration testing. Dari situlah saya akhirnya bekerja di Cyberkarta hingga sekarang.
Di Cyberkarta sistem kerjanya target-based, yang dapat diselesaikan setelah kuliah selesai. Hal ini memungkinkan tetap bisa fokus pada kuliah, sekaligus produktif bekerja. “Untuk manajemen waktu, saya mengandalkan Google Calendar. Semua tugas dan jadwal saya catat di sana lengkap dengan reminder. Dengan begitu, saya tidak lupa baik terhadap pekerjaan maupun tugas kuliah, dan keduanya bisa berjalan seimbang”, jelasnya.
Bekerja sambil kuliah tentu memiliki tantangan tersendiri. Di saat jadwal kuliah padat sementara pekerjaan juga sedang banyak, Arif justru tertantang untuk benar-benar menerapkan kedisiplinan dan memprioritaskan tugas sesuai urgensi. Kuliah sambil bekerja, memberikan kesempatan untuk langsung melakukan implementasi ilmu yang dipelakari. “Apa yang saya pelajari di kampus bisa langsung saya terapkan di dunia kerja, begitu juga sebaliknya,” jelasnya.
Ilmu dan pengalaman dari pekerjaan membantu memahami materi kuliah dengan lebih praktis. “Jadi meskipun capek, saya merasa pengalaman ini sangat berharga karena membuat saya lebih siap menghadapi dunia profesional setelah lulus” tegasnya. Pada sisi lain, kesempatan bekerja saat kuliah ini juga berdampak pada keluarga. “Saya merasa sangat lega dan bersyukur karena sudah tidak membebani orang tua untuk kebutuhan bulanan. Rasanya menyenangkan bisa mandiri secara finansial, bahkan bisa membantu keluarga. Hal ini membuat saya semakin termotivasi untuk terus berkembang dan bersyukur atas kesempatan yang saya dapatkan”.
****
Wisuda pada Agustus 2025, Arif menulis skripsi berjudul “Perancangan dan Implementasi Sistem Backend Manajemen dan Validasi Sertifikat Tanah Menggunakan Smart Contract.” Arif, pada penelitian ini ingin membuat sistem yang lebih aman, transparan, dan sulit dipalsukan. “Untuk solusinya, saya menggunakan smart contract” ungkapnya.
Dengan teknologi ini, proses manajemen dan validasi sertifikat tanah bisa dilakukan secara otomatis, terdistribusi, dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan mengurangi potensi kecurangan.
Pada para mahasiswa, Arif berpesan dengan mengutip Woody Allen, Eighty percent of success is showing up. Jangan pernah merasa minder untuk ikut lomba, komunitas, atau kesempatan apapun. Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah berani hadir dan mencoba. Tidak ada orang yang langsung jago sejak lahir, semua butuh proses dan latihan. Jadi jangan takut gagal, karena setiap proses akan membawa kita lebih dekat pada kesuksesan. (Arif, review: Purwoko)