Jakarta, 26 November 2024 – Minerba Expo 2024 telah sukses digelar selama dua hari, pada 25-26 November di Balai Kartini, Jakarta. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi sektor mineral dan batubara serta mempertegas kontribusinya dalam pembangunan ekonomi nasional.
Acara yang mengusung tema “Minerba Menggerakkan Indonesia” dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia. Dalam pidatonya, Bahlil menyoroti peningkatan signifikan kontribusi sektor mineral dan batubara terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Pada tahun 2014, sektor minerba hanya menyumbang Rp29 triliun untuk PNBP. Namun kini, angka tersebut telah meningkat berkali-kali lipat hingga mencapai Rp 170 triliun,” ujar Bahlil. Ia juga menambahkan bahwa akumulasi kontribusi sektor ESDM terhadap pendapatan negara saat ini telah melampaui Rp 300 triliun, termasuk dari sektor hulu migas.
Bahlil menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menjadikan hilirisasi sebagai instrumen utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 6-8 persen per tahun. “Dengan sumber daya minerba melimpah yang kita miliki, seperti batubara dan nikel, kita punya peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam pasar global,” ungkapnya.
Kolaborasi Akademik dan Industri di Minerba Expo 2024
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), melalui Pusat Studi Sumberdaya Bumi Non-Konvensional (UGRG), turut berpartisipasi dalam Minerba Expo 2024 dengan menampilkan inovasi riset terkait hilirisasi dan solusi pertambangan berkelanjutan. Prof. Ferian Anggara dari UGM juga menjadi pembicara dalam diskusi panel bertajuk “Peran Minerba di Era Transisi dan Peningkatan Nilai Tambah Batubara”.
Prof. Ferian menekankan poin penting terkait pemanfaatan batubara dan FABA atau fly ash dan bottom ash. Point penting tersebut yaitu pentingnya karakterisasi Batubara: Analisis karakteristik batubara diperlukan untuk menentukan opsi Peningkatan Nilai Tambah (PNT) yang paling sesuai, pengaruh karakteristik batubara terhadap Pemanfaatan Batubara dan FABA, asam humat sebagai Opsi PNT potensial untuk mendukung sektor agroindustri.
Kemudian terkait FABA sebagai Sumber Material Maju dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk material berteknologi tinggi, serta pentingnya sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri untuk mempercepat pemanfaatan batubara dan FABA demi memberikan nilai tambah yang optimal.
“Transisi energi membutuhkan inovasi kolaboratif antara industri, pemerintah, dan akademisi. Hilirisasi adalah kunci untuk menciptakan nilai tambah sekaligus mendukung keberlanjutan dan circular economy,” ujar Prof. Ferian.
Minerba Expo 2024 tidak hanya menjadi ajang memperkenalkan industri sektor mineral dan batubara, tetapi juga momentum untuk menegaskan bahwa sektor minerba adalah motor penggerak ekonomi menuju Indonesia Emas 2045. (Aldian)