Teknofest Fighter UAV Competition adalah salah satu kompetisi internasional yang menjadi bagian dari rangkaian festival Teknofest, festival inovasi teknologi, aviasi, dan aerospace terbesar di dunia. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Turkish Technology Team Foundation (T3) dengan menggandeng partner Baykar Technologies, perusahaan pertahanan swasta yang berfokus dalam pengembangan Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Kompetisi ini bertujuan untuk menguji kemampuan UAV dalam skenario air-to-air dan air-to-ground combat secara autonomous di dalam controlled environment. Kompetisi ini terdiri dari beberapa tahapan seleksi yang ketat, mulai dari Pre-design Report (PDR), Critical Design Report (CDR), Proof of Flight Video, hingga System Introduction Video.
Dari 557 tim yang berpartisipasi dari berbagai negara, hanya 34 tim yang berhasil melaju ke babak final yang diadakan di Adana Kelaynak Aviation Club, Adana, Turki, pada tanggal 12–18 September 2024. Membanggakannya, salah satu tim yang berhasil menembus babak final ini adalah Ashwincarra, sebuah subtim unggulan dari GAMAFORCE (Gadjah Mada Flying Object Research Center), Universitas Gadjah Mada, yang berfokus pada kompetisi tingkat internasional. Pada tahap seleksi akhir, Ashwincarra berhasil meraih peringkat 4 dan di babak final mereka menempati posisi Top 12 Dunia Teknofest Fighter UAV Competition 2024 serta Top 1 se-Asia Tenggara.
Ashwincarra terdiri dari 7 anggota, enam di antaranya merupakan mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Tim ini terdiri dari Hansya Faiq Muhammad Zharif (Teknik Mesin 2021), Arya Putra Pratama (Teknik Mesin 2021), Mario Christopher Silvester Pati (Teknik Nuklir 2021), Wildan Abizar Muhammad (Teknik Elektro 2021), Petrus Kurniawan Kleden (Teknik Nuklir 2021), Zulfa Majidah (Teknik Fisika 2022), dan Muhammad Tanta Rivansyah (Elektronika dan Instrumentasi 2021). Dengan kerja sama yang solid dan semangat yang tinggi, tim Ashwincarra berhasil mengharumkan nama Universitas Gadjah Mada di kancah internasional.
UAV yang dikembangkan oleh tim Ashwincarra memiliki kapabilitas untuk secara autonomous menjalankan dua misi utama kompetisi. Kedua misi utama tersebut adalah dogfight mission dan kamikaze mission. Dogfight mission adalah misi simulasi air-to-air combat, pada misi ini UAV harus dapat mengikuti trajectory UAV lain dan melakukan locking secara visual dengan mendeteksi UAV lain selama 4 detik di dalam boundary yang sudah ditentukan. Sedangkan, kamikaze mission adalah misi simulasi air-to-ground combat, pada misi ini UAV dituntut untuk melakukan manuver diving guna mendeteksi dan mendecoding ground target berupa kode QR yang diletakkan di tanah.
Selain kedua misi utama tersebut, UAV yang dikembangkan juga mampu melakukan Autonomous Take-off and Landing dan obstacle avoidance dengan tidak keluar arena perlombaan dan tidak masuk ke dalam No-Fly Zone. UAV ini juga dilengkapi sistem komunikasi yang mumpuni, sistem ini memungkinkan pengiriman data dan video secara real-time antara UAV dan ground control station. Teknologi yang dikembangkan oleh Ashwincarra tak hanya memiliki potensi aplikasi di bidang militer, melainkan lebih dari itu, teknologi ini juga memiliki potensi aplikasi di bidang sipil seperti di bidang search and rescue dan disaster relief.
Keberhasilan Ashwincarra di Teknofest Fighter UAV Competition 2024 tidak hanya menjadi kebanggaan bagi tim, tetapi juga bagi seluruh Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Prestasi ini membuktikan bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi, mahasiswa Indonesia mampu bersaing dan meraih prestasi di ajang internasional. Harapan kami, prestasi Ashwincarra dapat menginspirasi lebih banyak mahasiswa untuk berani bermimpi, berinovasi, dan terlibat dalam penelitian serta pengembangan teknologi yang dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Semoga semangat tim Ashwincarra terus menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi dan membawa nama Indonesia ke panggung dunia. (Zulfa Majidah, Disunting oleh Humas FT: Taufik Rosyidi)