Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diupayakan menjadi budaya bagi seluruh civitas akademika di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Berdasarkan kebijakan yang dideklarasikan pada tanggal 14 Agustus 2015 oleh Rektor UGM saat itu yaitu Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., kampus UGM telah menerapkan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan di universitas.
Terkait hal tersebut, Fakultas Teknik UGM pun mendorong agar topik yang dikenal dengan sebutan Safety, Health and Environment (SHE) tersebut dapat menjadi budaya melalui berbagai praktik baik yang dapat dilakukan di lingkungan FT UGM. Langkah nyata telah dibuktikan melalui Launching TegakSHE yang dilaksanakan pada 1 Desember 2023 lalu dengan melibatkan unsur mahasiswa.
FT UGM saat ini memiliki tim yang disebut Ambasador SHE untuk meng-kampanye-kan budaya SHE. Najmuddin Muntashir ‘Abdussalam, salah satu Ambasador SHE yang berasal dari program studi Teknik Industri mengatakan bahwa sebagai ambasador memiliki pokok tugas yang cukup luas untuk setiap lingkupnya. Pada lingkup S (Safety) yaitu berkampanye mengenai (1) sustainability road safety, (2) inspeksi rutin fasilitas APD, APAR, dan fire protection system, serta (3) Tanggap Darurat Bencana. Sementara pada lingkup H (Health) yaitu bertugas untuk kampanye mengenai berbagai fasilitas misalnya “Non-Smoking Area”, atau Welbeing Center untuk penanganan psikologis hingga kasus mental health. Untuk lingkup E (Environment) yaitu kampanye terkait penanganan sampah, green area, ataupun green culture.
Pengelolaan tim menjadi kunci dalam menyelesaikan pekerjaan. Sejak dibentuk, Ambasador SHE beranggotakan 5 orang, sehingga masing-masing bertanggung jawab untuk salah satu lingkup. Najmuddin mengatakan, kendati lingkup pekerjaannya cukup luas, namun setiap periode memiliki fokus tugas yang berbeda. “Topik pekerjaan di lapangan cepat berganti, misalnya dahulu kami fokus pada inspeksi oknum yang merokok, lalu kasusnya mulai menurun. Saat ini, kami berfokus pada penanganan sampah sejalan dengan dikembangkannya TPS3R Grahakara Grafika”.
Hal tersebut dirasa menambah pengetahuan dan pengalamannya. “Menjadi Ambasador SHE tentu mendapat pembelajaran yang luar biasa, karena kami bisa mendapat kasus secara langsung di lapangan hingga belajar dalam penanganannya dalam topik SHE di lingkungan kampus”, kata Najmuddin. Selain itu, Ambasador SHE mendapatkan benefit setara seperti Pegawai Harian Lepas (PHL) pada umumnya dengan durasi kerja sesuai kontrak.
Dalam periode tertentu juga dapat dilakukan pergantian atau penambahan anggota sesuai kebutuhan. Kolaborasi dilakukan bersama K5L dalam menjalankan TegakSHE di lapangan. Disisi lain, Ambasador SHE juga menghimbau kepada seluruh civitas akademika untuk ikut berkolaborasi dan berkontribusi dengan cara melaporkan kejadian atau tindakan yang melanggar aturan di lingkungan Fakultas Teknik UGM. (Najmuddin Muntashir Abdussalam (Teknik Industri)/Review: Purwoko)