Laki-laki berjas hitam, berdasi merah, dan memegang tumbler itu berjalan mendekat ke meja. Setelah meletakkan tumbler di atas meja, tanggannya meraih ujung antena radio. Ujung antena ditarik, radio pun dinyalakan. Tombol gelombang radio diputar. Beberapa detik kemudian, dari speaker muncul suara pembaca berita. Meski agak terputus-putus, suara itu menyampaikan, “Masyarakat semakin terdorong untuk mengambil langkah-langkah kecil namun berdampak besar.”
Begitulah salah satu adegan pada video edukasi sampah yang disajikan tim multimedia FT UGM. Video itu dapat dilihat di sini. Video berdurasi 3 menit 55 detik itu bercerita tentang 3 orang yang menyikapi sampah dari sudut pandang mereka masing-masing. Si pejabat penyelamat bumi yang pantang buang sampah, mahasiswa yang pilah sampah dan pilah masalah, serta menteri keuangan dalam keluarga yang pilih sampah jadi duit.
“Kita ingin menyajikan video edukasi yang konsepnya kreatif dan di luar kebiasaan,” ungkap Naufal, pengonsep video.
Video ini diambil di atap gedung SGLC sisi selatan. Konseptor, sutradara, penulis naskah, pemain, dan editor merupakan tenaga kependidikan FT UGM. Demikian pula peralatan yang digunakan merupakan inventaris FT UGM.
Video kreatif dengan skenario khas ini dinobatkan menjadi juara 3 pada lomba edukasi sampah tingkat UGM dalam rangka Dies UGM ke-74. Selain itu, masih terkait sampah, FT UGM juga raih juara 1 pengelolaan sampah, serta juara 1 kampanye komunikasi publik.
***
Pada kompetisi kampanye komunikasi publik, pengelolaan sampah di FT UGM dikenalkan sebagai Pengendalian Sampah Berbasis Self-Initiated Activities. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari internal FT UGM, mitra dan alumni, serta masyarakat sekitar. “Strategi kampanye pengelolaan sampah di FT UGM memiliki pesan utama menumbuhkan kesadaran diri untuk mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar Rina Satriani, penyusun laporan pada lomba kampanye komunikasi publik.
Pengelolaan sampah di FT UGM dilaksanakan mulai dari hulu, pada masing-masing warga kampus dengan cara menekan produksi sampah dan jika memiliki sampah maka harus dibuang sesuai jenis pada tempatnya. Tumbler air minum diberikan kepada mahasiswwa angkatan 2022 dan 2023, dengan dukungan dari alumni dan mitra. Konsumsi pada kegiatan yang ada di kampus FT UGM juga diharuskan untuk tidak menggunakan wadah yang berpotensi menimbulkan sampah. Hal ini diperkuat dengan instruksi Dekan FT UGM. “Makanan kecil saat rapat, diberikan pada piring-piring kecil, tidak lagi dibungkus per orang,” ujar Aci, salah satu staf di FT UGM. Jika diperlukan makan besar, modelnya pun prasmanan. Tidak lagi dengan bungkus per satuan.
Hal ini diterapkan pada semua tempat, baik di tingkat departemen, di gedung fakultas, maupun di gedung pendukung lainnya. Kampanye dilakukan melalui berbagai media. Kepada mahasiswa baru, saat pembagian tumbler, mahasiswa diberi sosialisasi untuk mendukung upaya menekan produksi sampah serta memilah sampah, juga melalui videotron, melalui doa pagi, dan juga media sosial.
Sampah yang telah terpilah di unit, baik fakultas maupun departemen, kemudian dibawa ke TPS3R Grahakara Grafika. Di tempat inilah sampah disatukan berdasar jenisnya untuk kemudian diproses lebih lanjut. Sementara untuk sampah makanan diolah untuk pupuk tanaman sawi serta untuk ikan lele, yang lokasinya di samping TPS3R.
Upaya FT UGM secara serius mengelola sampah, merupakan usaha mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya menjaga ekosistem, respon pada perubahan iklim, dan mendukung ketahanan pangan.
***
Selain prestasi terkait pengelolaan sampah, FT UGM juga meraih juara 3 Anugerah Humas UGM bidang Siaran Pers. FT UGM mengajukan analisis siaran pers Gameltron 2.0, sebuah karya gamelan elektronik yang dimainkan layaknya gamelan tradisional. (Humas FT: Purwoko)