Fakultas Teknik UGM berkerjasama dengan Kemenristek mengadakan acara Forum Group Discussion bertemakan “Perspektif Pemanfaatan Teknologi, Litbangyasa untuk Roket Uji Muatan”. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Teknik, Ir. Tumiran, M.Eng.,Ph.D dan Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, Kamis (07/06), di ruang 2.1 Kantor Pusat Fakultas Teknik
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Teknik menyampaikan pentingnya teknologi roket ini bagi ketahanan bangsa Indonesia agar bisa sejajar dan dihormati oleh negara lain sehingga pada suatu hari nanti Indonesia dapat mengorbitkan roket sendiri. “Kita perlu melakukan akselerasi terobosan teknologi dengan cara merekrut mahasiswa yang cerdas dalam bidang teknologi seperti roket dan robot, ke Departemen Pertahanan dengan harapan dalam lima tahun mendatang mereka dapat menjadi tenaga ahli yang kompeten” ujar Ir. Tumiran. Selain itu juga perlu digalakkan kerjasama implementasi pembuatan roket antara LAPAN, Ristek dan universitas-universitas di Indonesia seperti, UGM, ITB, UI, dan ITS.
Di depan para wartawan Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, mengatakan bahwa teknologi roket ini perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian bangsa meski tidak bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat. “Dulu Roket mungkin sesuatu yang kurang penting bagi bangsa ini, namun sekarang ini sangatlah penting untuk menempatkan teknologi roket di posisi yang penting untuk dikembangkan dan diimplementasikan,” ujar mantan Dekan FISIPOL UGM ini.
Senada dengan Rektor, Kepala LAPAN, Drs. Bambang Setiawan Tejakusuma, Dipl.Ing., menuturkan program produksi roket merupakan proyek ambisus LAPAN. Pasalnya, sedikit negara yang telah memiliki program pengembangan roket, antara lain Rusia, Amerika, Perancis, China, India, Jepang, Korea Utara, Iran, dan Pakistan. “Kita sedang mengembangkan roket Sonda dengan diameter 550 mm dengan jangkauannya 300km. Meski belum menembus ruang angkasa, harapannya kedepan kita bisa menciptakan roket yang bisa menembus ruang angkasa,” jelasnya. Roket sendiri memiliki 2 fungsi yaitu untuk militari dan non militari.
Roket untuk militari merupakah roket senjata dan biasanya merupakan program Nasional yang menelan dana besar. Oleh karena itu, mahasiswa tidak bisa turut serta dalam pembuatan roket ini. “Berangkat dari permasalahan itulah kami menciptakan Roket Uji Muatan yang merupakan Roket sederhana yang bisa melibatkan mahasiswa,” imbuhnya. RUM ini berdiameter 70 mm dengan panjang 1,1 m dan jangkauannya hanya 1 km dan bisa dilombakan. Dengan adanya RUM ini harapannya mahasiswa bisa mengendalikan, membuat, mengkomersilkan Roket. Sejauh ini RUM memiliki kegunaan antara lain untuk menembakan kabel oleh PLN dan menembakan hujan buatan/merangsang hujan. Kendala teknologi roket uji muatan adalah jumlah teknisinya yang belum banyak.