FT-UGM. Sebagai bagian dari UGM yang mengaku sebagai universitas kebudayaan, maka Fakultas Teknik turut berupaya pula dalam menjaga budaya. Hal ini dilakukan dengan memfasilitasi proses nguri-uri budaya, salah satunya gamelan. FT UGM ingin turut serta menjadi tempat pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia, agar warga masyarakat Indonesia menjadi insan yang berbudi luhur dan berwawasan nasional. Hal ini sesuai dengan keputusan MWA No. 19/SK/MWA/2006.
Untuk mewujudkan hal di atas, FT UGM melakukan pemesanan gamelan ke CV Pradangga Yasa II di Boyolali. Setelah selesai dibuat, seperangkat gamelan perunggu berjenis pelog dan slendro tersebut diujicoba lebih dahulu pada 23 April 2024 di Sambi, Boyolali. Hadir pada ujicoba ini Dekan FT UGM dan Ketua Senat FT UGM, bersama beberapa wiyogo yang terhimpun dalam kelompok Grafika Laras yang beranggotakan para tendik dan dosen FT UGM.
Dekan FT UGM, Prof. Selo menyampaikan bahwa perguruan tinggi punya peran untuk menjaga kebudayaan. Kalau perguruan tinggi tidak punya peduli, maka pelan-pelan (budaya) akan hilang. “Kita harus bareng-bareng menjaga budaya, FT UGM punya kesempatan mengenalkan gamelan ke seluruh nusantara,” ungkapnya.
Setiap tahun terdapat mahasiswa baru FT UGM, sebanyak 1600-an dari seluruh Indonesia. Mahasiswa tersebut diharapkan bisa melihat, mengenal gamelan melalui gamelan yang ada di FT UGM. Dekan berharap setiap mahasiswa nantinya pernah merasakan nabuh (gamelan), pengalaman itu yang akan di bawah ke daerahnya masing-masing.
Tokoh pendiri Gadjah Mada (UGM), selain seorang intelektual juga seorang budayawan. Demikian disampaikan Prof. Sutaryo dalam peresmian (kepyakan) gamelan (27/4/2024). Otak kanan kiri harus disesuaikan, antara sains dan rasa. Ketika otak kiri dan kanan seimbang, manusia akan menjadi manusia berbudi luhur, sesuai cita-cita pendiri UGM, menjadi manusia susila manusia budaya indonesia. “Manusia susila itu sae lahir batinipun, budinipun dados alus,” jelas Prof. Taryo.
Amin Nugroho, perajin gamelan yang mengerjakan pesanan FT UGM, berharap gamelan ini bisa bermanfaat bagi FT UGM, dan bisa turut melanjutkan dan menjaga kebudayaan yang adiluhung. “Gamelan slendro dan pelog ini, kami buat di bulan puasa, 1 bulan full, dan alhamdulillah selesai,” ungkap Amin Nugroho.
Gamelan bukanlah hal yang asing bagi FT UGM. Sebelumnya para peneliti di FT UGM mengembangkan Gameltron, mulai dari versi 1 hingga saat ini versi 2. Gameltron versi 2 bahkan memiliki wujud yang sama dengan gamelan pada umumnya. Gamelan yang terbuat dari logam pun juga memiliki kaitan erat dengan kajian keteknikan di FT UGM, khususnya metalurgi. (Humas FT: Purwoko)
Ujicoba gamelan: https://www.youtube.com/watch?v=TSZJR4RDyCc
Peresmian (kepyakan) gamelan: https://www.youtube.com/watch?v=2IrGw7cwViI&t