Hari pertama TAF dimulai pukul 08.30 WIB dengan terlebih dahulu dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Ketua Panitia TAF 2012 Wahyu Sukestyastama, Perwakilan ORARI Budi Susilo, Perwakilan KEMENRISTEK Drs. Syaiful Irwan, MM., Dekan Fakultas Teknik UGM Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D., dan Ketua Jurusan Teknik Fisika UGM Prof. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D. Setelah mendengar kata sambutan, acara TAF pun resmi dibuka dengan pertanda bunyi gong yang dipukul oleh Dekan Fakultas Teknik UGM dan gunting pita dari perwakilan kata sambutan diatas yang disaksikan oleh para tamu undangan dan peserta kegiatan TAF.
Acara dilanjutkan dengan penjelasan peraturan dan teknis dalam lomba yang akan dilaksanakan pada hari pertama yaitu lomba Omnidirectional Antenna Pattern Analyzer (APA) dan dilanjutkan dengan Omnidirectional Signal Doubling Contest (SDC) oleh Prof. Sunarno yang kebetulan sekaligus merangkap sebagai Steering Committee pada acara TAF ini
Lomba pertama yang dilaksanakan adalah Omnidirectional Antenna Patern Analyzer (APA). Peserta yang sudah mendaftar terlebih dahulu melakukan registrasi dan harus menjalani berbagai tes ukur seperti ukur tinggi antenna, ukur panjang kabel, dan ukur SWR. Setelah dinyatakan lolos tes ukur, maka antenna akan masuk area karantina hingga dipanggil untuk dilombakan. Secara teknis, lomba ini adalah mengukur seberapa kuat medan yang dipancarkan oleh antenna yang ditangkap oleh 25 sensor yang dipasang dalam APA. Terlihat antusias peserta yang sangat tinggi dalam mengikuti perlombaan ini. Terdapat lebih dari 100 antenna dari peserta-peserta yang maju untuk dilombakan.
Lomba Omnidirectional APA ini sendiri memakan waktu yang cukup lama dikarenakan banyaknya peserta yang mendaftar. Setelah semua antenna yang bertanding memiliki score masing-masing, akan di dapat 5 antenna dengan skor terbaik menjadi pemenang. Selanjutnya dilanjutkan dengan Omnidirectional SDC yang diikuti oleh maksimal 32 peserta dengan ketentuan 32 peserta itu adalah 32 peserta terbaik dari hasil lomba Omnidirectional APA. Lomba Omnidirectional SDC ini dilakukan dengan system grup dan peserta dibagi menjadi 4 grup. System grup yang dipakai adalah system gugur. Secara teknis, lomba ini adalah lomba adu kuat sinyal pancaran masing-masing antenna peserta yang terekam oleh 3 titik record yang telah panitia sediakan. Peserta akan mengucapkan secara berulang
“password” yang telah ia tentukan dengan batas waktu tertentu dan titik record yang ada akan menyimpan “password” peserta dengan kuat antenna terbaik. Setelahnya akan diputar hasil rekaman tersebut. Peserta yang suara nya paling banyak terekam oleh titik record akan dinyatakan sebagai pemenang. Lomba Omnidirectional SDC ini berlangsung lama hingga malam hari sekitar pukul 22.00 dengan hasil yang didapatkan adalah 4 antenna terbaik hasil karya peserta.
Selain perlombaan APA dan SDC, adapula rangkaian acara lain yang diadakan seperti bazaar, seminar, dan pameran hasil karya mahasiswa. Seminar pada hari pertama ini terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama diisi oleh Prof. Sunarno dengan topic seminar “Menggenggam Dunia Dengan Teknologi Komunikasi”. Pada seminar ini, Prof. Sunarno menjelaskan tentang teknologi komunikasi beserta manfaat yang dapat terasa bagi masyarakat luas. Prof. Sunarno juga bercerita tentang bagaimana Jurusan Teknik Fisika dapat berkerjasama dengan banyak pihak untuk menciptakan berbagai alat yang dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Seminar ini cukup ramai dikunjungi oleh peserta dan berakhir pukul 11.00. Selain seminar, ada juga presentasi 8 alat terbaik karya mahasiswa jurusan Teknik Fisika. Berbagai alat yang diciptakan oleh mahasiswa jurusan Teknik Fisika banyak manfaatnya yang dapat dirasakan di dalam masyarakat luas antara lain Sapi Digital, Bahtera, E-lection, Kontrol lampu dan banyak lagi.
Pada hari yang kedua TAF ini diadakan 3 jenis perlombaan yaitu Direct Antenna Pattern Analyzer (DAPA), Direct SDC, dan Walking Fox Hunting. Lomba DAPA sendiri mengikuti prosedur yang hampir sama dengan lomba Omnidirectional APA. Antenna akan diukur tinggi/ panjang antenna nya, kabel dan SWR sama seperti pada lomba omnidirectional APA. Kemudian sambil menunggu peserta lain yang diuji kualitas antenna nya, antenna para peserta akan masuk zona karantina. Secara teknis perlombaan ini sama dengan omnidirectional, tetapi karena ini adalah directional, maka peserta akan mengarahkan antenna nya yang berjarak tertentu terhadap tiang didepannya yang telah disematkan 9 buah sensor untuk diukur. Pada akhir perlombaan akan di scoring, dan 5 teratas dinyatakan sebagai antenna terbaik dan mendapat trophy sama seperti perlombaan sebelumnya. Kemudian akan dilanjutkan dengan lomba Directional SDC yang hanya dapat diikuti oleh peserta dengan antenna yang mempunyai score 32 teratas. Terdapat 20 peserta yang mendaftar dan mengikuti lomba ini. Lomba Directional SDC ini hanya memiliki 1 titik record, sehingga lomba dapat cepat selesai dilaksanakan dan mendapatkan 4 antenna terbaik hasil lomba Directional SDC ini.
Kemudian juga ada terdapat lomba yang baru pertama kali diadakan dalam acara TAF ini yaitu Fox Hunting. Para peserta sangat antusias mengikuti lomba ini, terlihat ada beberapa peserta yang datang dari luar kota seperti dari Jakarta, Lampung, Bali, dan lain sebagainya. Lomba ini berdurasi selama 3 jam, yaitu mulai dari pukul 11.00 hingga 14.00. Secara teknis, para peserta dengan direct antenna ditangan nya masing-masing akan mencari sumber pemancar yang dipasang oleh panitia sebanyak 6 buah yang tersebar di berbagai tempat dalam ruang lingkup kampus UGM. Siapa yang paling cepat menemukan nya akan menjadi pemenang. Untuk pemenangnya, akan diambil 5 orang dengan skor tertinggi.
Sama seperti hari pertama, pada hari kedua ini masih diselenggarakan bazaar dan pameran alat kreativitas mahasiswa juga terdapat seminar pengenalan DXing club dan demo dari tim CORE ORARI DIY. DXing merupakan suatu kegiatan mengontak antar satu stasion radio amatir dengan radio amatir lainnya yang jaraknya berjauhan, dalam hal ini dipresentasikan bagaimana cara nya kita dapat berhubungan dengan stasiun radio amatir yang ada di berbagai wilayah di luar negeri. Seminar DX ING club diisi oleh 4 orang pembicara yang mengenalkan tentang DXing club yaitu Adhi Bimbo, Kadek Kariana, Deta Ariani Sayekti, Hari Istata. Demo CORE ORARI DIY kali ini mengangkat masalah kebencanaan yang dapat saja terjadi di DIY dan bagaimana cara menanggulanginya. Pada kesempatan kali ini juga tim CORE ORARI DIY membagikan buku SOP (Standard Operating Procedure) kepada para peserta seminar yang isi nya adalah berbagai macam kemungkinan kebencanaan ataupun kerusuhan yang dapat terjadi di DIY dan bagaimana cara kita bersikap dan bertindak sebagai warga . Demo oleh CORE ORARI DIY diisi oleh Bapak Budi Susilo dan dan ketua CORE ORARI DIY bapak Agus Laksono.
Acara TAF ke – 5 tahun ini diakhiri dengan pembagian trophy beserta hadiah lainnya kepada para peserta yang telah berhasil memenangkan berbagai kategori yang diperlombakan. Pencapaian acara pada tahun ini disbanding tahun sebelumnya meningkat, terlihat dari jumlah peserta dan keberagaman wilayah asalnya, gebrakan-gebrakan acara baru seperti seminar, lomba fox hunting, dan lain sebagainya. Kerja sama antara UGM, RISTEK, LAPAN dan ORARI yang melahirkan acara ini diharapkan dapat terus dilaksanakan dan membuahkan hasil-hasil teknologi khususnya teknologi komunikasi di Indonesia yang mandiri.