Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali lakukan kunjungan ke FT UGM untuk mempelajari implementasi smart and green building, Rabu (22/5/2024).
Heri Yuwono, M.P. Kepala BKHIT Bali menyampaikan bahwa Badan Karantina sedang menyusun panduan smart building untuk lebih 40 unit pelaksana teknis di seluruh Indonesia. BKHIT DIY dan Bali ditunjuk untuk menjadi pilot project penerapan smart and green building. “Kami ingin banyak belajar, agar nantinya apa yang sudah diterapkan di FT UGM dapat kami terapkan di BKHIT,” ungkap Heri Yuwono.
Bangunan yang telah ada, lanjut Heri Yuwono akan di-review kembali agar sesuai dengan kaidah smart and green building. Sementara itu, bangunan balai yang baru dibangun akan disesuaikan dengan kaidah layanan dan smart and green building.
Dr. Inggar Septia Irawati, Manajer Aset FT UGM menyampaikan bahwa tahun 2024 merupakan tahun ke-2 implementasi smart building di FT UGM.
Gedung SGLC dan ERIC merupakan gedung yang saat ini ada di urutan terakhir yang berkategori smart and green. Namun, ada 1 gedung yang saat ini masih proses pembangunan, yaitu GIK atau Gelanggang Inovasi dan Kreativitas.
Aspek smart and green SGLC diproyeksikan masuk pada kategori tertinggi, yaitu platinum. Aspek green, jelas Dr. Faridah pakar fisika bangunan FT UGM, meliputi tepat guna lahan, efisiensi dan konservasi energi, konservasi air, sumber dan siklus material, kenyamanan dan kesehatan ruangan, manajemen lingkungan bangunan.
Pertemuan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab, dan bersama-sama meninjau beberapa lokasi yang berkaitan dengan smart green building. (Humas FT: Purwoko)