UGM-UNESCO Chair in Heritage Cities Conservation and Management bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta; Kanki Laboratory Graduate School of Architecture and Architectural Engineering, Faculty of Engineering Kyoto University, Jepang; ICOMOS Indonesia dan Jogja Heritage Society menyelenggarakan The International Seminar on “The Challenges and Strategies on the Conservation and Management of World Heritage Site Buffer Zones” (8 Juli 2024) sebagai bagian dari The First International Jogja Field School the Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks: Conservation and Management of the Buffer Zones (8-13 Juli 2024) di Gedung SGLC (Smart and Green Learning Center), Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Kegiatan ini juga sekaligus peluncuran UGM-UNESCO Chair in Heritage Cities Conservation and Management. Terhitung sejak April 2024, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada telah memperoleh anugerah dari UNESCO Paris untuk menyelenggarakan UGM-UNESCO Chair in Heritage Cities Conservation and Management (HCCM) dengan Chairholders adalah DR. Laretna T. Adishakti dan DR. Dwita Hadi Rahmi. Salah satu tujuan UNESCO Chair in HCCM adalah menumbuhkan tata kelola pusaka yang baik, kepemimpinan pusaka dan para ahli yang berkualitas, keterlibatan dan mediator komunitas pusaka yang bertanggung jawab dalam melestarikan dan mengelola pusaka dengan menyediakan pengembangan kapasitas interdisipliner, penelitian studi kasus kolaboratif, dan program penjangkauan melalui kursus lintas departemen, organisasi antar pusaka, antar universitas, antar pemerintah daerah serta jaringan UNESCO Chair di sekitar 1000 perguruan tinggi dari lebih kurang 100 negara di dunia.
Dalam internasional seminar telah hadir sebagai pembicara kunci Ibu Moe Chiba, Program Specialist and Head of Culture Unit, UNESCO Office in Jakarta, dan Ibu Dian Laksmi Pratiwi, SS, MS, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY yang menyampaikan “Managing Yogyakarta with Historic Urban Landscape”. Seminar diselenggarakan dalam 2 sesi, yaitu Sesi I “Management Planning of World Heritage Properties, Buffer Zones and Wider Setting”, mengetengahkan pembicara
- Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D., Departmen Arsitektur dan Perencanaan FT UGM dengan makalah”Right to the City: Diversity and Harmony in the Buffer Zones of the Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks”
- Prof. Dr. Kiyoko Kanki, Graduate School of Architecture and Architectural Engineering, Faculty of Engineering Kyoto University, Jepang, yang menyampaikan ”Dynamic Authenticity – Uji city’s local landscape planning to integrate the world heritage, green tea cultural landscape, river nature, and the citizen’s culture”
- Moderator: DR. Laretna T. Adishakti – Ketua, UGM-UNESCO Chair in Heritage Cities Conservation and Management.Sesi II bertema “Learning from the Past to Solve Problems in the Future” mengetengahkan
- Arsitek Debashish Nayak, Ahmedabad World Heritage City, India, ”Community Engagement and Management of a World Heritage City”
- Prof. dr. ing. Carola Hein, Ketua, UNESCO Chair in Water, Ports and Historic Cities, Leiden-Delft-Erasmus Universities, the Netherlands, dengan makalah “The Conservation and Management of the Seventeenth- Century Canal Ring Area of Amsterdam” (online)
- Moderator: DR. Dwita Hadi Rahmi – Wakil Ketua, UGM- UNESCO Chair in Heritage Cities Conservation and Management.
Seminar ditutup dengan “Closing Remarks” yang disampaikan oleh Soehardi Hartono, President, ICOMOS Indonesia. Sementara saat ini hingga tgl. 13 Juli 2024 sedang berlangsung Sekolah Lapangan Internasional Jogja Pertama tentang “Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks: Pelestarian dan Pengelolaan Daerah Penyangga”. Diikuti oleh 35 peserta dan 8 fasilitator dari Jepang, India, Amerika Serikat, Myanmar, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Kegiatan terbagi dalam bentuk masterclass, kunjungan lapangan, mengerjakan tugas kelompok dan presentasi diakhir sekolah lapangan. Direncanakan sekolah lapangan ini akan diselenggarakan setiap tahun untuk mendukung pelestarian Situs World Heritage yang berada di DIY ini. (Panitia)