Masjid Al-Mustadam Fakultas Teknik UGM telah diresmikan pada Ahad, 10 Juli 2022. Al-Mustadam berarti lestari, berkelanjutan, sustainable.
Peresmian dilakukan oleh Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. Hadir pula Menteri Perhubungan RI Dr.(HC) Ir. Budi Karya Sumadi, Dekan FT UGM Prof. Ir. Selo, M.Sc., Ph.D dan para Wakil Dekan FT UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, D.Eng., Ketua Senat FT UGM, dekan di UGM, para donatur, kepala departemen, dosen dan tenaga kependidikan serta mahasiswa.
Rektor UGM menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat sehingga Masjid Al Mustadam dapat berdiri. Rektor berharap Masjid Al Mustadam menjadi tempat pembinaan kebudayaan, pengetahuan dan kajian-kajian ilmu Islam.
Rektor juga menggarisbawahi, bahwa yang penting bukan mendirikannya, namun upaya memakmurkan dan membuat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. “Saya pribadi mengharapkan bahwa masjid ini tentunya mendapatkan dukungan dari semua pihak untuk memajukan dan memanfaatkan untuk kepentingan kita bersama,” terang Rektor dalam sambutannya.
Menteri Budi Karya Sumadi, juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung renovasi dan berdirinya masjid Al-Mustadam.
“Masjid Al Mustadam ini setelah kita lihat luar biasa, namanya pun khusus yang substantif yang memang selalu ingin kita capai. Konsekuensi dari pada kata itu yang saya apresiasi Pak Dekan, Rektor dan semua yang terlibat karena dengan rasa cinta kita kepada Allah dan rasa cinta kita bersama Insya Allah Indonesia akan tambah maju dan UGM menjadi yang terbaik,” ujar Budi.
Masjid Al-Mustadam merupakan pengembangan/renovasi dari Musholla Teknik yang dibangun pada tahun 1999/2000. Peletakan batu pertama renovasi dilaksanakan 20 September 2018, sementara renovasi dimulai pada 14 Oktober 2019.
Renovasi dilakukan dengan 2 fase. Fase pertama pengerjaan pondasi, struktur dan atap. Sementara fase 2 dibagi pada 3 tahap: tahap 1 plafond dan lantai 3 serta tempat wudhu; tahap 2 plafond dan lantai 2 serta tangga utara dan selatan, tempat wudhu, fasad; sementara tahap 3 lantai 1 dan taman.
Masjid yang terdiri dari 3 lantai ini mampu menampung kurang lebih 3000-3500 jamaah, dengan berbagai pemanfaatan. Mulai dari ibadah, kajian, co-working space, menampung tamu, meeting point para purnakarya, dan kegiatan lainnya.
Pembangunan didukung oleh berbagai pihak. Kontribusi Dr. (HC) Ir. Budi Karya Sumadi dalam penggalangan dana mampu menggerakkan berbagai donatur untuk ikut berkontribusi. Beberapa pihak yang turut berkontribusi pada renovasi/pengembangan ini antara lain: BRI, PT KPN, LEN Railway System, PT KCIC, PT PP, Angkasa Pura II, Pelindo, dan berbagai instansi lainnya. Tentu saja, alumni berbagai departemen yang tergabung dalam KATGAMA.
**
Nama Al-Mustadam dipilih sebagai nama karena beberapa hal. Masjid mempertahankan bangunan lama, tidak boros material dan sumber daya alam, mengurangi carbon footprint. Desain fasad bisa meneruskan udara segar, tidak menggunakan AC dan memanfaatkan pencahayaan alami, mengurangi potensi penularan virus dan penyakit karena fresh air yang melimpah.
Air wudhu akan digunakan kembali untuk sistem siram tanaman di taman dan landscape SGLC, masjid dan sekitarnya, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang hijau dan asri. Masjid juga dibangun ramah terhadap difable, orang lanjut usia, dan anak-anak.
Al-Mustadam diharapkan juga menjadi pelecut semangat melestarikan dan mengoptimalkan fungsi masjid untuk ibadah, muamalah, penanaman integritas, tempat rekreasi, belajar dan bersosialisasi.