Prof. Dr. Eng. Ir. Fransisco Danang Wijaya, S.T., M.T., IPM mengatakan dalam mewujudkan net zero emission di Indonesia pada tahun 2060, teknologi elektronika daya akan menjadi enabler dalam penyediaan energi listrik yang semakin ramah lingkungan dari sumber energi terbarukan seperti surya dan angin untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Pada sisi pengguna, teknologi elektronika daya telah memungkinkan pemanfaatan energi listrik menjadi sangat efisien sehingga konservasi energi dapat dilakukan.
Menurutnya, tantangan dan peluang pengembangan produk elektronika daya sangatlah besar baik untuk energi terbarukan, kendaraan listrik, industri, peralatan medis dan piranti rumah tangga. Oleh karena itu, penciptaan ekosistem di bidang elektronika daya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga banyak pihak dapat berpartisipasi.
“Kerja sama antara perguruan tinggi, para peneliti, pelaku usaha, pemerintah, dan industri di dalam negeri serta membuka kerja sama dengan negara lain yang lebih maju dalam bidang elektronika daya harus terus diupayakan,” katanya di Balai Senat UGM, Kamis (11/1).
Danang Wijaya mengatakan hal itu saat dirinya dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Elektronika Daya pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Menyampaikan pidato berjudul Peran Elektronika Daya dalam Kehidupan Modern dan Mewujudkan Net Zero Emission di Indonesia, ia menyampaikan ekosistem elektronika daya dalam negeri yang dinamis dengan mendorong tumbuhnya start up-start up baru di bidang elektronika daya menjadi kunci untuk bersaing secara efektif di pasar global.
Data Precedence Research tahun 2023 menyebut pasar globar elektronika daya sebesar 19,91 miliar USD pada tahun 2022, dan diperkirakan akan mencapai sekitar 32,59 miliar USD pada tahun 2032. Tumbuh sebesar 5,1 persen dari tahun 2023 hingga 2032.
Dari data tersebut, Danang menjelaskan faktor yang memengaruhi angka tersebut adalah kepedulian dunia terhadap energi ramah lingkungan dan energi bersih yang sangat terkait dengan perangkat berbasis elektronika daya seperti inverter, konverter daya, adaptor, dan pengisi daya baterai. Danang menyebut perkembangan teknologi eletronika daya cukup unik. Industri ini tidak sefleksibel dan serba guna seperti industri berbasis teknologi informasi atau berbasis layanan lainnya.
Menurutnya, diperlukan upaya ekstra dalam tahap penelitian, serta masterplan yang matang pada tahap produksi massal. Produk utamanya berbasis perangkat keras (bukan berbasis perangkat lunak) sehingga masterplan perlu difokuskan pada perspektif produk fisik, seperti pengembangan sirkuit, teknologi SMT 15 (surface mount technology), produksi massal yang efisien, kemampuan sertifikasi, dan kegiatan pasca produksi lainnya.
“Belajar dari Taiwan, mereka telah mengetahui prospek industri elektronika daya sejak lama, sehingga rencana induk dan investasi mereka telah terbentuk dengan rapi sejak lama. Mereka juga melakukan investasi besar dalam semikonduktor, sebagai salah satu komponen inti dalam pengembangan produk elektronika daya – Silikon, SiC, GaN, dan banyak industri di sektor publik dan swasta terlibat dalam produk elektronika daya. Produk elektronika daya global teratas dikembangkan oleh perusahaan Taiwan,” terangnya. (Sumber: web UGM)