Mahasiswa Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik, Nurul Aulia Dewi yang kerap dipanggil Aulia mengkuti acara Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) pada tanggal 3 – 6 November 2017. AYIMUN merupakan kegiatan para pemuda di kancah internasional berupa simulasi konferensi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia. Tema umum dari konferensi ini adalah “Enhancing Global Power through Diplomacy and Regional Integration”. Aulia merupakan salah satu delegasi yang terpilih dari 3000-an pendaftar yang berasal dari berbagai negara seperti: Indonesia, Malaysia, China, Bangladesh, Vietnam, India, Pakistan, Singapura, Filipina, Amerika Serikat, Australia, Timor Leste, Korea Selatan, dan masih banyak lagi.
Acara ini diselenggarakan oleh Indonesia Global Network, organisasi non pemerintah, yang bertujuan untuk menyediakan wadah bagi para diplomat muda dalam mengembangkan potensi diri di bidang diplomasi dan memahami isu-isu serta kebijakan internasional. Tidak hanya itu, acara ini melatih kemampuan berpikir kritis, networking, dan debat dengan melihat dari berbagai perspektif serta latar belakang yang berbeda sesuai dengan kebijakan negara yang direpresentasikan. Para delegasi membahas dan memperdebatkan tema yang diusung dengan tujuan untuk menciptakan sebuah resolusi padu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Acara ini merupakan suatu hal yang baru bagi mahasiswa teknik karena para delegasi dituntut untuk ahli dalam berdiplomasi dan memahami konflik antar negara.
Aulia ditempatkan di dewan OIC (Organization of Islamic Cooperation) untuk merepresentasikan Nigeria. Terdapat dua tema yang diusung, yaitu: Combating Sectarian Extremism in the Middle East dan The Qatar Diplomacy Crisis. Tema pertama berkaitan dengan kelompok-kelompok ekstrimis yang ada di negara-negara Timur Tengah seperti: ISIS, Al-Qaeda, dan lain-lain yang melakukan aksinya dengan cara kekerasan. Sementara itu, tema kedua berkaitan dengan krisis diplomasi yang sedang dialami Qatar karena dituduh bekerja sama dengan ISIS, maka dari itu Arab Saudi dan beberapa negara lainnya memutus hubungan dengan negara tersebut dengan melakukan berbagai blokade. Aulia membuat paper mengenai kedua tema tersebut yang kemudian dipresentasikan saat konferensi dan didiskusikan bersama dengan delegasi dari negara-negara anggota OIC lainnya. Aulia dan delegasi lainnya berhasil membuat sebuah resolusi yang padu dari gabungan solusi dua blok yang terbentuk sebelumnya hanya dalam lima sesi pertemuan dalam satu hari. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa karena untuk membuat resolusi tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang lama serta kerjasama yang erat antar delegasi. Selain itu, dibutuhkan kemampuan yang lebih dalam memahami konflik yang terjadi pada tiap negara yang terlibat dalam permasalahan. Para delegasi juga harus menjaga etika saat berdebat agar tidak menimbulkan suasana yang tidak nyaman.