Tim CulturIS-3D, berhasil meraih juara 1 pada kompetisi internasional International Invention and Innovation Competition (InIIC) di Malaysia. Tim ini beranggotakan 5 mahasiswa Teknik Geodesi FT UGM, yaitu: Akram Sripandam P. (Founder), Yofita Indah Saputri (Ketua tim delegasi kompetisi), Vincent Tandy, Agan Aul Rizki, Salsabila Ramadhani Prasetya, di bawah bimbingan Dany puguh laksono, S.T., M.Eng.
Sesuai nama timnya, mereka mengajukan karya CulturIS-3D (3D Cultural Heritage Information System). Ide ini berawal dari pengamatan tim tentang generasi milenial yang mulai pudar pengetahuan terhadap situs warisan budaya. Tim CulturIS-3D tergerak untuk membuat suatu gebrakan demi mengembalikan nilai – nilai kebudayaan tersebut di era disruptif seperti saat ini.
CulturIS-3D merupakan kependekan dari 3D Cultural Heritage Information System. CulturIS-3D merupakan platform berbentuk Website dan Android Apps untuk memberikan sudut pandang baru bagi pengguna yaitu menampilkan situs warisan budaya secara 3 dimensi. Paltform ini dilengkapi dengan dua Bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sehingga orang asing juga dapat menggunakannya. Dalam perkembangannya, tim CulturIS-3D memiliki enam orang anggota yaitu Akram (Founder), Taufiq (Co-Founder), Yofita (Secretary), Vincent (developer), Agan (developer), dan Salsa (developer). Sebelumnya, karya ini telah berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi nasional yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta pada November 2019.
Kompetisi InIIC seharusnya diselenggarakan di Malaysia, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya dilaksanakan secara daring pada 12 April 2020.
Hasil kompetisi diumumkan di website iniic.com. Sebagai juara 1, tim CulturIS-3D berhak atas predikat “Diamond Award” pada kategori B2 Higher Institution Student (Science, Engineering, Technology), dengan hadiah sertifikat dan uang pembinaan 300RM
Platform ini masih dalam taham prototype dan pengembangan lebih lanjut, namun telah bisa diakses melalui website bit.ly/culturis3d dan QR code untuk android apps beta. “Walaupun begitu, kami berharap sejak platform ini lahir, anda tetap bisa merasakan manfaatnya sehingga kaum milenial dan masyarakat diera disruptif seperti saat ini tidak luntur pengetahuan akan situs warisan budaya miliki bangsa Indonesia,” terang Akram. (Humas FT: Purwoko/Foto: Tim CulturIS-3D)