
“Gak nyangka, sih. Kita udah coba untuk hubungi melalui jalur formal, kurang lebih dua bulan lamanya, tetapi ternyata beliau tidak bisa datang. Malahan tiba-tiba beberapa hari yang lalu Sekretaris Departemen saya, Pak Adhika Widyaparaga, memberi kabar bahwa beliau berkemungkinan untuk mampir ke sini,” jelas Adhika Pramudhia Kirana saat diwawancarai Tim Humas FT UGM mengenai kedatangan Pak Anies Baswedan ke Perpustakaan Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI).

Yap, Senin (03/03) lalu, Fakultas Teknik kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Alumnus FEB UGM tersebut berkunjung dengan maksud menengok perpustakaan anyar milik DTMI yang menurutnya memiliki konsep fresh dan tata kelola sosial media yang bagus. Bahkan, pada bulan Agustus tahun lalu, mereka berhasil menjadi juara pertama Lomba Inovasi Pustakawan dan Arsip kategori Promosi Perpustakaan dan Arsip dalam rangka Dies Natalis Perpustakaan dan Arsip UGM.
Sesampainya di Teknik, Anies disambut oleh ramainya kerumunan, mulai dari mahasiswa, tendik, sampai dosen. Beberapa menit berselang, Anies masuk ke perpustakaan dan memulai kunjungannya dengan sambutan oleh Dekan FT dan perwakilan dari DTMI.
Sembari menengok koleksi buku, Anies memulai perbincangan dengan menceritakan latar belakang kenapa ia bisa datang ke perpustakaan ini. Forum berjalan sangat santai, sampai-sampai beberapa pengunjung lebih memilih berdiri dibanding duduk saat Anies mulai untuk berbicara. Anies juga turut bernostalgia saat-saat di kampus dan menjadi Ketua Ospek pada tahun 1991, ia mengospek Prof. Deendarlianto yang kini merupakan salah satu dosen DTMI.

Pak Anies juga bercerita bahwasanya ia pernah menjadi visiting professor di Stanford University pada 2011. Di sana Fakultas Teknik mengadakan konferensi filsafat dengan dihadiri para engineers dari Silicon Valley yang merasa mengalami kemampatan dalam berkreativitas atau tidak lagi memiliki ide untuk berinovasi. Menurutnya, poin penting dari konferensi tersebut adalah diperlukan manusia-manusia yang tidak hanya memiliki kompetensi bersifat eksakta, tetapi juga kemampuan berimajinasi untuk menghasilkan inovasi dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan.
Forum yang seharusnya hanya berlangsung selama 30 menit—karena keterbatasan waktu Pak Anies—menjadi lebih lama, bahkan Pak Anies malah memberikan dua kuis singkat dan membuka sesi tanya jawab. Berbagai macam pertanyaan diajukan mulai dari politik, rencana Anies 2 bulan ke depan, dan optimisme Pak Anies terhadap kondisi Indonesia saat ini.

Untuk menutup forum, Anies mengajak untuk membaca buku selain tentang keteknikan, bisa dimulai dari membaca novel. Ia memberikan kenang-kenangan kepada Perpustakaan DTMI berupa buku kumpulan tulisannya semasa menjadi akademisi serta pejabat pemerintahan dan tulisan berisi kata-kata mutiara tentang perpustakaan. Anies juga berpesan agar mahasiswa FT melek politik, “Jangan sampai saat UKT naik, baru sadar bahwa berbagai kebijakan itu berhubungan dengan kebijakan politik,” tegasnya. (Ditulis oleh Taufik Rosyidi dan Adhika Pramudhia Kirana)