“Saya gugup masuk ke kampus kebanggan bangsa”. Itulah kalimat yang diucapkan Menteri Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Mocahmmad Hatta, M.S. ketika membuka kuliah umum “Arah Riset dan Pemilihan Teknologi untuk Mendukung Kemandirian dan Ketahanan Energi” pada hari Jumat, 5 Oktober 2012 di Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM.
Di depan sekitar 350 mahasiswa, Moch. Hatta mengatakan bahwa energi sebenarnya tidak pernah hilang melainkan hanya berubah bentuk. Kebutuhan energi Nasional sendiri tiap tahun mengalami peningkatan akan tetapi produksi terus menurun. Energi dari minyak bumi yang sekarang ini paling banyak digunakan, hanya memproduksi 1 juta barrel per hari. Sementara kebutuhan mencapai 1,3 juta barrel per hari. “Kita mengalami kekurangan 300 ribu barrel per hari atau 110 juta barrel per tahun di mana pemegang pemakai energi Nasional tertinggi berada di bidang transportasi yang mencapai 40,6%,” ujarnya.
Indonesia memiliki beberapa sumber energi lain yang menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan nasional selain Minyak bumi 46,90% seperti gas 21,9%, Batu bara 26,38, Gethermal 1,5%, dan Hydro 3,29%. Energi listrik dan Nuklir juga perlu dipertimbangkan sebagai sumber energi masa depan. “Listrik baru terpenuhi 67%. Dengan demikian kita masih mengalami kekurangan 33% pasokan listrik,” imbuhnya. Sebenarnya Indonesia mampu mengambangkan energi Nuklir karena bahan bakunya tersedia. Akan tetapi pengambangan tersebut selalu terkendala dengan masyarakat yang belum sepenuhnya bisa menerima. Sebagian besar mereka masih menghawatirkan dampaknya dari pada manfaatnya. “Yang kita takutkan adalah kita tidak membuat, tapi negara tetangga membuat di daerah perbatasan dengan negara kita. Efeknya sama,” ujarnya.
Selain itu pemerintah juga memberikan kemudahan bagi perusahaan yang akan mengolah energi panas bumi/Geothermal dan energi alternatif. [nn]