Salah satu mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali turut serta dalam acara tingkat internasional. Kholqillah Ardhian Ilman, seorang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri (JTMI) Universitas Gadjah Mada (UGM), menjadi salah satu perwakilan dari Indonesia dalam acara tersebut, bersama dengan 6 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Tokyo-Tech AYSEAS (Asia Young Scientist and Engineer Advanced Study) 2014, sebuah program acara yang diselenggarakan oleh Tokyo Institute of Technology bekerja sama dengan Hanoi University of Science and Technology ini berlangsung di Hanoi, Vietnam mulai dari tanggal 7 – 17 September 2014 dan mengambil tema “From Asia to the World”. Program Tokyo-Tech AYSEAS 2014 ini merupakan program pembelajaran lanjutan bagi mahasiswa dari bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai negara di Asia. Tokyo-Tech AYSEAS 2014 kali ini diikuti oleh mahasiswa dari Jepang dan dari beberapa negara di Asia T enggara antara lain Indonesia, Vietnam, dan Filiphina. Selain dari asia tenggara dan Jepang, terdapat juga peserta yang berasal dari Korea Selatan dan China.
Selama sepuluh hari tersebut peserta mengunjungi berbagai perusahaan Jepang-Vietnam dan berkesempatan untuk melakukan dialog langsung dengan beberapa direktur maupun CEO dari perusahaan-perusahaan tersebut. Ada pun perusahaan yang dikunjungi antara lain FPT Software, DENSO Vietnam, HTMP, Vigracera Ceramic, TOYOTA Vietnam, danThang Long Industrial Park. Selain melakukan kunjungan ke berbagai perusahaan, peserta juga aktif dalam kegiataan diskusi untuk memberikan pandangan dan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di negara-negara asia, khususnya di wilayah asia tenggara. Dan diharapkan dengan diskusi yang dilakukan antar peserta ini dapat memperkuat hubungan kerja sama dan saling bantu antara negara maju asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Cina dengan negara-negara berkembang yang ada di wilayah asia tenggara.
Pada kesempatan kali itu, penyelenggara AYSEAS 2014 juga mempresentasikan suatu proyek besar dari Jepang yang bernama JICA-Project. JICA atau Japan Internasional Cooperation Agency adalah suatu proyek kerja sama yang ditawarkan oleh negara Jepang untuk perkembangan di negara-negara berkembang. Adapun misi yang dibawa dalam proyek ini yaitu mengatasi permasalahan global, mengurangi kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi yang adil, serta meningkatkan keamanan umat manusia. Adapun bentuk bantuan yang ditawarkan berupa tiga hal yakni Technical Cooperation, dimana pemerintah Jepang mendukung negara berkembang dengan mengirimkan para ahli, peralatan-peralatan bantu, dan mengembangkan SDM. ODA (Official Development Assistance) Loan, dimana pemerintah Jepang memberikan pinjaman dana dengan bunga rendah kepada negara yang melakukan pembangunan yang sangat besar. Dan yang terakhir adalah Grant Aid, dimana pemberian bantuan dana tanpa mengharuskan negara yang dibantu untuk mengembalikan dana bantuan tersebut.
Kholqi mengatakan bahwa Vietnam saat ini menjadi negara yang gigih dalam melakukan perkembangan, terutama di sektor perekonomian. Hal ini terlihat ketika melakukan kunjungan ke Thang Long Industrial Park (TLIP). TLIP merupakan suatu perusahaan yang menyewakan tanah yang dapat digunakan oleh perusahaan local dan asing untuk mendirikan perusahaannya. Ada lebih dari 70 perusahaan yang menyewa TLIP, dan saat ini masih terus bertambah. Alasannya adalah karena tempat yang strategis dan berdekatan dengan perusahaan lainnya sehingga memudahkan para pemilik perusahaan untuk melakukan kerja sama. Selain itu, untuk mendukung kinerja para pegawai perusahaan, TLIP juga menyediakan berbagai fasilitas yang menawarkan kenyamaan bagi para pegawai, mulai dari apartemen, supermarket, pemadam kebakaran, dan lain sebagainya. Dari hal ini terlihat bahwa begitu semangatnya negara Vietnam untuk mengembangkan perekonomiannya dengan memberikan fasilitas super bagi perusahaan asing maupun lokal. Dan selain mengembangkan perekonomiannya, Vietnam juga melakukan pengembangan di bidang energi. Saat ini bersama dengan perusahaan terkemuka Rusia bernama Rosatom, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang energi nuklir, Vietnam sedang membangun pembangkit listrik tenaga nuklir yang nantinya akan mengubah wajah penggunaan energi di Vietnam.
Di akhir ceritanya ia berpesan kepada seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa Universitas Gadjah Mada untuk aktif dalam berbagai kegiatan internasional. Selain dapat menambah pengalaman, diharapkan dengan mengikuti acara-acara internasional dapat menigkatkan hubungan baik antar berbagai negara dengan saling bertukar pemikiran, berdiskusi, dan memberi solusi untuk kebaikan bersama. Dan ilmu yang didapat dapat kita gunakan untuk membangun Indonesia yang lebih baik dan bermatabat.
(berita kiriman dari : Kholqillah Ardhian Ilman, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri)