Tim TUNAS yang beranggotakan 3 mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, yaitu Alfiani Hakiki, Annadella Gafnesia, Faradina Wahyu Irwani meraih Juara 1 LKTI Nasional, dan Juara Poster Terfavorit pada LKTI Geomition (Gemas Competition) 2021 yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Geodesi ITB.
Di bawah bimbingan Dr. Tri Mulyani Sunarharum, S.T., Tim Tunas ajukan karya “TUNAS: Aplikasi edukatif kolaboratif berbasis GIS sebagai media pemasaran hasil produk olahan dan wisata nanas di Desa Beluk”
Desa Beluk merupakan desa yang berada di Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, penyumbang terbesar komoditas nanas di Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2016, Bupati Pemalang menetapkan nanas madu sebagai produk unggulan dan ikon dari Kabupaten Pemalang. Kementerian Pertanian Republik Indonesia juga telah menetapkan nanas madu sebagai varietas paten milik Kabupaten Pemalang. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan pada saat musim hujan dan panen raya komoditas buah lain, terjadi kelebihan produksi yang menyebabkan banyak nanas madu membusuk dan terbuang sehingga pendapatan petani dan pedagang menurun secara signifikan.
Menyikapi kondisi tersebut, tumbuhlah beberapa UMKM di Desa Beluk yang menjual berbagai produk olahan nanas seperti sirop, selai, keripik, stik, manisan, dodol, wajik dan bola nanas. Selain itu BUMDES Bestari (Beluk Lestari) juga menawarkan wisata susur kebun dan petik nanas. Namun, pemasaran produk olahan dan wisata nanas masih belum optimal. Diperburuk dengan kondisi krisis yang dialami oleh Indonesia akibat pandemi COVID-19 yang berimplikasi terhadap sektor ekonomi dan pariwisata.
Untuk ikut berkontribusi pada penguatan UMKM di Desa Beluk, Tim Tunas mengajukan inovasi berupa rancangan aplikasi “TUNAS” berbasis GIS sebagai platform edukatif kolaboratif untuk pemasaran dan penguatan branding produk hasil olahan nanas. Inovasi ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi Desa Beluk maupun desa lain yang ingin mendukung program SDGs Desa nomor 3 tentang desa sehat dan sejahtera, serta nomor 9 infrastruktur dan inovasi desa sesuai kebutuhan.
“Kami berharap inovasi yang kami rencanakan ini nantinya bisa terealisasi dan dapat dijadikan contoh untuk desa lain yang menghadapi masalah serupa dengan produk unggulannya masing-masing,” ujar Annadella, salah satu anggota Tim Tunas. (Humas FT: Purwoko)