Geo-CARTA adalah aplikasi berbasis artificial intelligence (AI) dengan fitur utama deteksi tapak bangunan, klasifikasi point clouds (ground extraction), editing tapak bangunan, dan pembentukan model 3D bangunan LOD1. Fitur ini memungkinkan pembuatan model 3D bangunan secara otomatis dengan input data berupa orthophoto dan dense clouds hasil pemetaan UAV. Kelebihan Geo-CARTA termasuk kemampuan untuk mengupdate model AI secara berkala sesuai dengan perubahan di berbagai wilayah di Indonesia.
Geo-CARTA dikembangkan oleh tim Geo-AI Departemen Teknik Geodesi FT UGM bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang.
Ketua Tim Geo-AI (Geo-CARTA), Ruli Andaru, Ph.D mengatakan bahwa Geo-CARTA adalah tool/single interface berbasis AI yang memiliki 4 fitur utama yaitu, deteksi tapak bangunan, klasifikasi point clouds (ground extraction), editing tapak bangunan, dan pembentukan model 3D bangunan dalam LOD1. “Dengan aplikasi Geo-CARTA, kita bisa membuat model 3D bangunan dalam LOD1 secara fully otomatis, dengan input data adalah orthophoto dan dense clouds hasil pemetaan UAV baik itu UAV fotogrametri maupun Lidar”, tutur Ruli.
Kelebihan lain Geo-CARTA adalah trained model AI nya bisa di-update sepanjang waktu sehingga lebih optimal untuk dipakai di wilayah Indonesia yang berbeda-beda tipe bangunan maupun tutupan lahannya.
***
Pada 6 s.d. 10 Mei 2024, Departemen Teknik Geodesi berkolaborasi dengan Badan Pertanahan Nasional untuk mengadakan Workshop “Pencerdasan AI dan Penggunaan Geo-CARTA untuk Deteksi Tapak Bangunan, Ekstraksi Ground, dan Pembuatan Model 3D Bangunan LOD1”. Kegiatan di Grand Melia Hotel, Jakarta ini diikuti oleh 35 peserta dari Kementerian ATR/BPN, termasuk dari berbagai direktorat dan Sekretariat Dirjen SPPR, serta MASKI.
Ir. Yuli Mardiyono, M.Eng.Sc., pada workshop ini menekankan pentingnya AI dalam meningkatkan kualitas data 3D kadaster di Indonesia. Prof. Ir. Trias Aditya, Ph.D., Guru Besar Teknik Geodesi FT UGM mengantarkan materi “Pemanfaatan AI untuk Kadaster Indonesia”.
Materi workshop juga meliputi prosedur pembuatan “trained model” atau dalam bahasa sederhananya “mencerdaskan AI” dengan menambah data training lain di beberapa wilayah di Indonesia.
Geo-CARTA menjadi hasil karya riset kolaboratif yang digunakan atau diimplementasikan, sebagai bagian dari proses penelitian dan inovasi yang terus dilaksanakan oleh perguruan tinggi (SDG 9). (Humas FT: Purwoko/Diambil dari: Teknik Geodesi dan IG Teknik Geodesi)