Rabu (6/2) para pengusaha kantin berkumpul di Kantor Pusat Fakultas Teknik (KPFT) UGM. Mereka berasal dari kantin di lingkungan FT UGM, kantin RSUP Dr. Sardjito, dari berbagai fakultas di UGM, serta dari lingkungan yang menjadi hunian kost mahasiswa. Para pengusaha kantin ini, bersama mahasiswa, staf menghadiri acara sarasehan “Ngobrol bareng: warungku laris, pelangganku sehat’. Kegiatan ini merupakan bagian dari HPTT 73 FT UGM.
Sarasehan ini menghadirkan 4 pembicara: Selo, S.T., M.Eng., Ph.D (Wakil Dekan Bidang Keuangan, Administrasi, dan SDM FT UGM), Gunarto, SKM., M.Sc. (Dinas Kesehatan Sleman), Yoyok Heri Wahyono, S.T. (Pemilik Warung SS), dan Suksma Sotya Paramita (Mahasiswa), dengan moderator Dr. Ir. Edia Rahayuningsih, M.S. (Dosen Teknik Kimia FT UGM).
Sebagai pemateri pertama, Selo, Ph.D. menyampaikan beberapa penelitian yang menyimpulkan adanya hubungan antara pola makan mahasiswa dan prestasi mahasiswa. Kesimpulan ini dikutip dari 3 penelitian pada 3 universitas yang berbeda. FT UGM sendiri telah memeriksa ulang tenant yang selama ini ada, dan mengambil kebijakan dari temuan. Saat ini, FT sudah memiliki 7 tenant hasil rekruitmen terakhir. “Komitmen FT UGM, mahasiswa harus disiapkan dengan makanan sehat sejak awal”, pungkasnya.
Pemateri berikutnya, Gunarto, SKM., M.Sc. menyampaikan apresiasi atas undangan sarasehan ini. “Kami sangat mengapresiasi, FT UGM mengangkat tema ‘sehat’ sebagai bahan diskusi”, terangnya. Gunarto menjelaskan masalah utama makanan terkait dengan mikroba, kimia, bahan berbahaya, dan terakhir bahan tambahan yang berlebihan. Sementara itu, makanan yang aman bisa dilihat dari 3 aspek. Pertama fisik yang tidak tercampur dengan bahan lain; misalnya: pecahan kaca, kerikil dan semacamnya. Kedua biologi, artinya makanan tidak ada jamur atau tumbuhan lainnya yang berpotensi buruk bagi yang memakannya. Ketiga kimia, artinya makanan tidak mengandung logam berat, dan zat beracun bagi yang memakannya.
Semua orang berhak memilih makanan yang akan dimakan, dan berhak menolak. “Kita harus menjadi polisi makanan bagi diri kita sendiri,” pungkasnya.
Yoyok Heri Wahyono, yang mengelola warung SS sejak 2002, menekankan bahwa kekebalan tubuh itu dipengaruhi oleh beberapa hal. Pola makan hanya salah satu diantaranya. Hal lainnya yang tidak kalah penting adalah bahagia-tenteram-gembira, serta gerak tubuh. Yoyok kemudian memaparkan bagaimana warung SS menjaga agar rasa, harga, higienis, porsi, dan estetika makanan yang diolahnya tetap terjaga. Penggunaan bahan asli, menjadi pilihannya. “Saya menggunakan gula tebu, dan seenak-enaknya garlic powder tetap lebih enak bawang asli,” demikian tegasnya.
Sementara itu, Suksma, perwakilan mahasiswa menyampaikan beberapa kebiasaan buruk mahasiswa dalam pola makan. Suksma mengajak mahasiswa agar menyadari kekeliruan, dan berharap fakultas memfasilitasi belajar pola hidup sehat.
Acara dilanjutkan dengan tanya jawab, dan penandatanganan deklarasi komitmen untuk generasi sehat: “Kami semua menyadari bahwa generasi penerus yang sehat adalah faktor penentu kemajuan bangsa. Kami semua berkomitmen untuk mendarmabhaktikan karya kami dalam membangun generasi penerus yang sehat”. Materi sarasehan ini dapat diunduh di http://ugm.id/kantinsehat. (Humas FT: Purwoko/Foto: Eko Hendrawan)