Revolusi industri 4.0 ditandai oleh semakin canggihnya hubungan manusia dan mesin. Salah satu teknologi yang menjadi motor perubahan di industri 4.0 adalah printer 3 dimensi. Printer 3D merupakan game changer yang sedang merubah wajah industri di dunia. FT UGM mengambil peran dengan riset dan pengembangan printer 3D. Demikian sambutan Prof. Nizam, Dekan FT UGM dalam pembukaan pelatihan guru-guru SMK. Para peneliti FT UGM tidak hanya menjadi konsumen tapi menjadi pencipta printer 3D. Untuk mensosialisasikan dan menyiapkan SDM yang unggul dalam membangun revolusi industri 4.0 di Indonesia, FT UGM melatih guru-guru SMK dari berbagai provinsi di Indonesia. Sebanyak 50 guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti Pelatihan dan Pendampingan SMK Bidang Teknologi 3D Printing di Fakultas Teknik UGM, pada 22-23 Oktober 2018.
Pelatihan digelar oleh Fakultas Teknik UGM bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Dalam pelatihan ini peserta akan kami kenalkan dengan teknologi 3D Printing dan aplikasinya,” jelas ketua panitia, Dr. Eng. Herianto, S.T., M.Eng., disela-sela acara, Senin (22/10).
Herianto mengatakan peserta diajak belajar mengenal alat pembuat objek solid berbentuk tiga dimensi dari suatu model digital. Dengan teknologi ini membuat semua bentuk benda dapat dibuat dengan mudah.
Pengenalan teknologi 3D Printing di kalangan SMK, disebutkan Herianto, diperlukan mengingat teknologi tersebut menjadi salah satu teknologi utama dalam implementasi revolusi indutri 4.0. Teknologi ini telah menjadi salah satu tren teknologi masa depan.
“Kita harus bisa menguasai teknologi ini jika mau menguasa teknologi masa depan. Oleh sebab itu, kami berusaha menyebarluaskan pengetahuan tentang 3D Printing ini ke masyarakat termasuk SMK,” paparnya.
Dengan penguasaan teknologi 3 D Printer ini diharapkan nantinya dari SMK dapat lahir produk-produk inovatif dalam berbagai bidang.
“Harapannya dari kegiatan ini nantinnya SMK dapat mengimplementasikan teknologi 3D printing untuk menghasilkan karya sesuai dengan kebutuhan jurusan masing-masing,” ujarnya.
Herianto menyampaikan bahwa pelatihan ini mendapatkan sambutan yang cukup positif dari kalangan SMK. Setidaknya 150 peserta mendaftar dan akhirnya terpilih 50 peserta terbaik untuk mengikuti kegiatan ini. Usai pelatihan ini nantinya akan dipilih satu peserta terbaik yang akan dikirim mewakili Indonesia mengikuti kegiatan yang diadakan The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) pada bulan November 2018 mendatang.
Salah satu peserta pelatihan, Riky Aridansyah, dari SMKN 2 Sungailiat, Bangka, menyampaikan pelatihan ini memberikan wawasan baru terkait pemanfaatan 3D Printing yang memegang salah satu peran penting dalam teknologi masa depan. Dia berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dan merata ke berbagai daerah di tanah air sehingga nantinya dapat diimplentasikan bersama dalam mendukung pencapaian daya saing bangsa.
“Di sekolah kami belum ada alat 3D Printing ini. Namun, ke depan kami berupaya untuk menyediakan alat ini untuk menghasilkan produk-produk handicraft”,jelasnya. (Humas UGM/Ika)
Sumber : ugm.ac.id