Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting. Banyak kecelakaan terjadi karena ketidaktahuan tentang bahaya atau cara mencegahnya meskipun mereka mengetahui tentang adanya suatu risiko.
Dalam rangka membekali, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan mengenai K3, maka tim Safety Health Environment Departemen Teknik Sipil dan Lingkunan FT UGM dibawah koordinator Dr. Intan Supraba bekerjasama dengan Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM menyelenggarakan Pelatihan Evakuasi Bencana dan Fire Drill. Pelatihan diselenggarakan pada 14 Agustus 2019 yang diikuti oleh mahasiswa, staff tenaga kependidikan dan dosen.
Tim SHE DTSL memaparkan tentang peralatan-peralatan keselamatan, rambu-rambu evakuasi, jalur evakuasi dan titik kumpul di lingkungan DTSL. Materi pengenalan SHE, potensi bahaya dan perilaku perilaku tidak aman disampaikan oleh Tim PK4L UGM. Simulasi evakuasi dimulai dengan adanya bunyi sirine tanda terjadi bencana dengan rute evakuasi sesuai rambu-rambu yang sudah dipasang.
Pelatihan cara penggunaan APAR, pemadaman api dilakukan di ruang terbuka di utara Gedung DTSL. Mahasiswa dan staff tendik diharuskan mengenal APAR dan tahu cara penggunaannya dengan benar.
Acara serupa juga dilaksanakan pada Senin, 12 Agustus 2019 di Departemen Teknik Geologi, dengan peserta mahasiswa baru 2019. Pada kesempatan itu dikenalkan pula aplikasi BANTU, aplikasi layanan kedaruratan yang dapat dimanfaatkan bagi yang memerlukan.
Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat FT UGM Dr. Sugeng Sapto Surjono, memberikan pengarahan pentingnya untuk mengenali lokasi akses keluar dari gedung pada saat terjadi bencana/bahaya.
“Pada saat terjadi gempa, biasanya reaksi orang biasaya akan lari keluar ruangan. Padahal itu bahaya. Mestinya, tindakan yang benar harusnya adalah mencari tempat berlindung, bisa di bawah meja atau kursi yang kokoh,” terangnya.
Sementara itu Fernando Marpaung, Kasubid Keselamatan Infrastruktur yang pada saat itu bertugas sebagai narasumber dan instruktur pelatihan menyampaikan berbagai hal terkait respon pada kebakaran. “Yang terpenting ketika terjadi bahaya kebakaran adalah tidak panik, namun tetap waspada,” jelasnya. (Humas FT: Purwoko/Sumber: web Teknik Geologi dan Teknik Sipil)