Prof. Dr.es.sc.tech. Ir. Ahmad Rifa’i, M.T. resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Mekanika Tanah pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Kamis (21/12). Dalam upacara pengukuhannya, ia menyampaikan pidato berjudul “Mekanika Tanah untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan”.
Ia menerangkan, Indonesia memiliki beragam jenis tanah, baik tanah kepasiran, tanah lempung, dan juga tanah gambut. Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik dan mekanik yang berbeda, dan akan mempengaruhi analisis dan perancangan sistem fondasi maupun struktur bangunan di atasnya.
“Percepatan pembangunan infrastruktur berkelanjutan memerlukan pemahaman yang komprehensif terhadap karakteristik tanah di lokasi berdirinya bangunan tersebut. Ilmu mekanika tanah menjadi salah satu kunci dan harus diperkuat dalam bidang teknik sipil,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebagian besar sistem infrastruktur sipil dibangun di atas tanah dan berada di atas muka air tanah, yang melibatkan tanah tidak jenuh dengan perilaku yang lebih kompleks dibandingkan dengan tanah jenuh.
Beberapa contoh permasalahan tanah tidak jenuh dalam praktik teknik sipil dapat diamati pada konstruksi tanggul dan bendungan, tanah dasar pada jalan raya, lereng alami, dinding penahan tanah, galian, masalah daya dukung pondasi dangkal, dan berbagai permasalahan keteknikan di bidang geoteknik lingkungan.
Pengaruh ketidakjenuhan pada tanah dan permasalahan sifat teknis pada tanah jelek serta pengaruh kegempaan dalam stabilitas bangunan, menurut Ahmad, juga dapat dipahami secara baik dengan penguasaan ilmu mekanika tanah yang komprehensif.
“Di era perkembangan teknologi informasi yang pesat ini, salah satu usaha untuk mendukung percepatan ini dengan melakukan pengumpulan data perlapisan tanah dan karakterisasi tanah di berbagai wilayah Indonesia,” imbuhnya.
Meski demikian, saat ini data eksisting penyelidikan tanah masih tersebar di berbagai pihak dan institusi. Peran penting instansi pemerintah yang terkait diperlukan untuk menjadi motor penggerak dan memulai mengkoordinasi sehingga dapat diolah menjadi pangkalan data dan pemetaan karakterisasi tanah per wilayah untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, pemerintah, dan masyarakat juga diperlukan dalam memperkuat riset-riset dan inovasi pemanfaatan bahan lokal dalam penyelesaian masalah infrastruktur yang dibangun di tanah jelek, khususnya di tanah gambut. Dengan demikian standar-standar terkait karakterisasi tanah jelek dan tanah gambut, metode perbaikan dengan pemanfaatan bahan lokal, dan inovasi metode konstruksi pembangunan infrastruktur berkelanjutan di atas tanah jelek dan tanah gambut dapat dihasilkan dan diterapkan.
“Tantangan dalam percepatan pembangunan infrastruktur berkelanjutan masih banyak dan berkembang. Melalui berbagai upaya dan usulan yang telah disampaikan dalam pidato yang singkat ini, diharapkan dapat memberikan wawasan dan inspirasi dalam menyelesaikan permasalahan untuk percepatan pembangunan infrastruktur berkelanjutan melalui pemahaman ilmu mekanika tanah yang komprehensif,” pungkasnya.