Negara Thailand memiliki berbagai kekayaan baik dari segi alam maupun budayanya. Sejarah dan sistem pemerintahan yang unik sangat menarik untuk dieksplor dan diperkenalkan ke dunia luar. Berawal dari alasan tersebut, Burapha University menyelenggarakan program BUU Summer Camp pada tanggal 1-9 Juli 2018 di Provinsi Chonburi, Thailand.
Setelah melalui proses seleksi yang cukup ketat, ditetapkan 15 mahasiswa dari berbagai negara seperti Indonesia, Jepang, Tiongkok, Kamboja, Malaysia, Singapura, Laos, Vietnam, Myanmar, dan Filipina. Dua dari 15 mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Gadjah Mada Program Pascasarjana Teknologi Pangan dan Program Sarjana Teknik Kimia (Adelina Notiasari, 2014).
Rangkaian acara diawali dengan welcoming party, dilanjutkan dengan berbagai aktivitas yang sarat dengan pengenalan budaya asli Thailand. Dengan didampingi oleh mahasiswa dari Burapha University, masing-masing mahasiswa internasional berkesempatan untuk belajar bahasa Thailand untuk percakapan sehari-hari. Pengetahuan bahasa yang diajarkan antara lain: salam, berhitung, dan menunjukkan waktu/jam. Selain itu, peserta juga dapat belajar musik tradisional dan tarian asal Thailand, bahkan peserta diperbolehkan mencoba pakaian yang biasanya dikenakan oleh para penari.
Pada kesempatan yang lain, peserta diajak untuk belajar membuat kerajinan tangan berupa anyaman berbentuk ikan, biasa disebut “Pratapian sarn”. Kerajinan anyaman yang cukup sulit dibuat ini biasanya diberikan untuk para bayi yang baru lahir dengan harapan bahwa mereka akan tumbuh menjadi orang-orang yang selalu bekerja keras. Tidak ketinggalan pula kesempatan menikmati Thai massage yang membawa sensasi rileks.
Beberapa kunjungan dilakukan, antara lain The Grand Palace, Rattanakosin, dan Bangsaen Walking Street. Peserta dapat melihat secara langsung tempat koronasi raja dan kuil emas di The Grand Palace, kemudian belajar mengenai perkembangan sejarah dan budaya Thailand di Rattanakosin. Adapun di Bangsaen Walking Street, peserta dapat membeli cinderamata atau jajaan ringan sembari menikmati penampilan musik yang disajikan oleh pemusik lokal.
Program ini membawa kesan yang begitu membekas tentang bagaimana warga negara Thailand begitu mencintai negara dan pemimpin mereka. Terbukti, dalam kunjungan di Rattanakosin, suasana berubah menjadi penuh haru ketika peserta menonton video riwayat hidup mendiang Raja Bhumibol Adulyadej. Keramahtamahan penduduk Thailand juga patut menjadi sorotan tersendiri untuk diteladani.
Terdapat penyampaian kesan pesan baik oleh peserta internasional maupun peserta dari Thailand pada hari terakhir camp. Begitu banyak kesan dan pesan yang disampaikan oleh para peserta, termasuk mimpi-mimpi baru setelah mengikuti program ini.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih untuk buddy (re: teman pendamping selama program) saya, panitia, dan dosen yang mendampingi selama program ini berjalan. Saya menerima begitu banyak keramahtamahan dan kebaikan dari kalian,” ungkap salah satu peserta dari Vietnam dalam Bahasa Thailand yang kemudian diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh peserta Thailand. Peserta lain menyampaikan bahwa program ini menginspirasi dia untuk melanjutkan studi di Burapha University.
Farewell party diadakan sebagai pemungkas rangkaian program. Peserta menikmati makan malam di salah satu restoran di pinggir pantai dilanjutkan dengan pembagian sertifikat yang diserahkan oleh Mr. Art Nawasit Rakbamrung selaku perwakilan dosen dari Burapha University.
Banyak hal yang dirasakan oleh para peserta selama program berlangsung. Meskipun hanya berjalan selama kurang lebih seminggu, peserta dapat belajar banyak aspek yang berhubungan dengan Thailand. Peserta memperoleh pengalaman baru tentang hidup di negara Thailand, karena program ini merupakan perjalanan pertama di Thailand bagi sebagian besar peserta internasional. Peserta pun dapat memperluas jaringan pertemanan yang berasal dari berbagai negara. (Deny/KPFT)