Sindu Daniarta, mahasiswa Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada berhasil memenangi ajang kompetisi Digital Poster – Making Competition yang diselenggarakan oleh United Nations Environment Programme (UNEP), United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Samsung Engineering. Kegiatan Digital Poster – Making Competition ini merupakan gerakan visual dalam pembangunan Asia – Pasifik yang berkelanjutan. Kegiatan ini melibatkan pemuda se-Asia – Pasifik dengan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan lewat seni. Adapun tema yang diangkat dalam kompetisi ini adalah “Sustainable Action in Areas such as Energy, Waste, and Water”. Dengan diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan bisa menggerakan hati masyarakat untuk lebih peka dan peduli terhadap lingkungan dan permasalahan yang sedang kita hadapi saat ini.
Pada acara makan malam di Hotel Ramada Bintang, Kuta, Bali, tanggal21 September 2013 dalam acara pembahasan program kegiatan kerangka kerjasama Indonesian-Swedish Initiative for Sesutainable Energy Solution (INSiSTS) telah ditanda tangani Kesepakatan Kerjasama atau Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Teknik UGM (FT UGM) dengan Science Partner (SP) Swedia. Penanda tangan dari pihak FTUGM adalah Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. selaku Dekan dan penanda tangan dari pihak SP adalah Ibu Jessica Magnusson. Kerjasama antara FT UGM dengan SP dalam bidang energi terbarukan sudah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu. Namun demikian penanda tanganan MoA baru dilakukan pada tanggal 21 September 2013 kemarin. Dengan ditanda tanganinya MoA tersebut diharapkan akan meningkatkan kerjasama antara FT UGM dengan SP dalam bidang energi terbarukan. Energi terbarukan yang digarap pada kerjasama ini antara lain adalah energi dari mikrohidro, biogas, solar, dan angin.
PT. Gajah Tunggal Tbk is the largest integrated tire producer in South-East Asia, produce and distribute high quality tires for passenger car, SUV’s, commercial, off-the-road, industrial and motorcycles. We also manufacture and distribute other rubber related products such as synthetic rubber, tire cords, inner tube, flap, o-ring and more. In 2011, we celebrated our 60th anniversary and achieved a milestone of USD 1.3 billion in net sales. As we envision to become the undisputed market leader in Indonesia and keep growing OE business and sales in the US and Europe, we are currently searching for top notch talent :
YOGYAKARTA – Mahasiswa Teknik Mesin UGM yang tergabung Grup riset Flying Object Research Center (FORCE) mengembangkan teknologi pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Pesawat tanpa awak yang mereka namakan ‘camar biru’ ini melakukan ujicoba penerbangan perdana di lapangan Grha Sabha Pramana. Selama 10 menit, pesawat mini yang berukuran panjang 120 cm dengan bobot 4 kilogram ini terbang mengelilingi kawasan kampus UGM. Yang menarik, si camar biru terbang tanpa dikendalikan remote control, melainkan terbang secara autonomous. “Hanya saja saat melakukan take off dan landing dikendalikan lewat remote control,” kata Damar satria guntoro, mahasiswa teknik mesin yang menjadi anggota tim peneliti, Rabu (25/9).
Pesawat yang telah dikembangkan selama dua tahun ini, kata Damar menghabisakan dana sebesar Rp 25 juta. Awalnya mereka kesulitan mencari bahan untuk membuat pesawat tersebut. “Kita awalnya menggunakan bahan fiber. Karena terlalu terlalu berat sehingga tidak bisa diterbangkan,” ujarnya.
Setahun kemudian mereka menggunakan pesawat dari bahan lebih ringan dengan menggunakan paduan komposit dan kayu basah, alasannya bahan tersebut lebih ringan dan bisa dengan mudah pesawat untuk diterbangkan. Bahkan komponen badan dan sayap pesawat menggunakan bahan lokal. Hanya saja komponen elektronik beserta remote control masih tetap diimpor. “Untuk softwarenya saja kita kembangkan sendiri,” imbuhnya.
Mahasiswa teknik mesin angkatan 2011 menerangkan camar biru bisa diterbangkan secara autonomous menggunakan sensor mengikuti jalur lintasan di uadara berdasarkan titik kordinat GPS. Sedangkan perangkat lunak untuk kendali pesawat yang mereka dinamakan mission planner ugm menggunakan software microsoft visual c plus-plus. “Program ini mampu memonitor posisi dan orientasi pesawat beserta kondisi baterai,” katanya.
Dr. Gesang NUgroho, salah satu dari angota dosen pembimbing mengatakan ‘Camar Biru’ dilengkapi dengan kontroller, sensor, sistem telemetri sehingga dapat terbang secara autonomous. Camar biru ini juga mampu terbang dengan jarak 8 kilometer, terbang dengan kecepatan 60 km/jam. Selain itu, bisa difungsikan mengirimkan live video, menghasilkan peta udara dari mosaic foto serta mampu dropping payload pada lokasi tertentu.
Yang berbeda, kata Gesang, baling-baling camar biru ditempatkan di tengah badan pesawat yang diarahkan ke ekor pesawat. Hal itu dimaksudkan untuk kepentingan keamanan pesawat namun tidak mengganggu keseimbangan pesawat selama terbang. “Dengan baling-baling di tempatkan ke arah belakang, maka kemungkinan saat pesawat jatuh tidak akan merusak motor pesawat, tidak mengganggu saat ada payload yang dijatuhkan, dan tidak mengganggu kerja kamera,” katanya.
Dosen teknik mesin UGM ini menambahkan pesawat tanpa awak ini akan dikembangkan agar bisa dimanfaatkan untuk keperluan pemantauan lalu lintas, pemantauan daerah bencana, gunung berapi, perkebunan, patroli daerah perbatasan, dan patroli laut. (Humas UGM/Gusti Grehenson)
Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada terpilih untuk mengikuti program Tokyo Tech Asia Young Scientist and Engineer Advanced Study Program yang dilaksanakan di Thailand pada 8-18 September 2013. Kedua mahasiswa itu adalah Andhika Yudha Prawira (Teknik Nuklir 2012) dan Meilani Adriyati (D3 Teknik Sipil 2011) yang bergabung dengan delegasi Indonesia lainnya yang berasal dari partner university Tokyo Institute of Technology lainnya yaitu Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Tokyo Tech – AYSEAS juga diikuti oleh para peserta yang berasal dari Jepang, China, Malaysia, Filipina, dan Thailand dengan latar belakang budaya dan pendidikan yang berbeda-beda.
JAKARTA – Pakar Universitas Gadjah Mada mengusulkan penggunaan teknologi sumur injeksi air tanah untuk mengatasi permasalahan penurunan muka air tanah dan kenaikan pengambilan air tanah di DKI Jakarta. Pasalnya telah terjadi pengambilan air tanah yang berlebihan dan tidak terkontrol selama lebih dari 36 tahun yang menyebabkan penurunan air tanah yang diikuti amblesan, banjir genangan dan intrusi air laut.
Untuk pertama kali, UGM mengikuti Chem-E Car Competition di Australia. Untuk kompetisi ini, UGM mengirimkan dua tim, yaitu Tim Subali 5 dan Tim Anjani 2.
Dua tim tersebut merupakan tim peraih juara 1 dan 3 pada kompetisi yang sama tingkat nasional di ITS belum lama ini. “Jenis kompetisi ini mengandalkan reaksi kimia sebagai bahan bakar pendorong mobil, dari satu titik ke titik yang dituju, dan yang paling mendekati titik sasaran itulah yang menjadi pemenang”, ujar Ketua Tim, M. Yantriasna Indraja, di ruang Dirmawa UGM, Selasa (24/9) saat berpamitan.
Tahukah Anda jika gelombang ultrasonik ternyata ampuh untuk mengusir nyamuk? Agus Wigardi, mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, bersama keempat rekannya berhasil mengembangkan robot pengusir nyamuk dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik yang mampu mengusir nyamuk secara efektif dan ramah lingkungan. Alat yang mereka kembangkan berhasil meraih emas dalam ajang PIMNAS XXVI yang baru saja dihelat 9-13 September lalu di Mataram.
Mahasiswa Teknik Fisika UGM mempresentasikan hasil penelitian di bidang energi terbarukan dalam Seminar Nasional Rekayasa Energi, Mekatronik, dan Teknologi Kendaraan (RIMTEK 2013) pada 18 September 2013 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Puslit TELIMEK – LIPI). RIMTEK 2013 ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan diskusi mengenai hasil penelitian dalam implementasi diversifikasi maupun konservasi energi, kemudian juga hasil riset bidang mekatronik, dan teknologi kendaraan terkini.
Pakar transportasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Ahmad Munawar, M.Sc., menyebutkan kebijakan mobil murah ramah lingkungan (Low Cost Green Car) tidak hanya akan menambah kemacetan di Jakarta. Namun, kehadiran mobil murah tersebut juga akan memperparah kemacetan yang telah terjadi di kota-kota besar di Indonesia lainnya, termasuk Yogyakarta.