Tim EUREKA yang beranggotakan Marchelino Chrisrichy Cosmo Hutama (Teknik Nuklir 2021) sebagai ketua tim, Siti Puput Nurhidayah (Teknik Nuklir 2020), dan Maulana Istar (Teknik Nuklir 2021) berhasil meraih juara dalam kategori Best Presenter LKTIN CARTS 2024. Tim ini membawakan ide terkait carbon capture and storage (CCS) dengan judul “Implementasi Carbon Capture Menggunakan Material Natrium Silikat dari Limbah PLTP Terintegrasi Internet of Things (IoT) pada Sistem Gas Buang Industri di Indonesia”.
Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Chemistry Art, Sport, and Science (LKTIN CARTS) 2024 merupakan kompetisi karya ilmiah nasional yang rutin diselenggarakan oleh program studi kimia Universitas Timor. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut hari jadi program studi kimia, dan sebagai wadah bagi anak bangsa untuk menyampaikan karya-karyanya, gagasan, saran, dan kreativitas yang dituangkan dalam karya tulis. LKTIN CARTS 2024 diawali dengan pendaftaran dan pengumpulan abstrak pada 29 Desember 2023 – 13 Januari 2024, pengumuman abstrak pada 16 Januari 2024, pengumpulan full paper gelombang 1 pada 17 – 23 Januari 2024, pengumpulan full paper gelombang 2 pada 7 – 11 Februari 2024, pengumuman full paper pada 19 Februari 2024, Technical Meeting pada 20 Februari 2024, dan babak final pada 27 Februari 2024. LKTIN CARTS 2024 membawakan tema “Peran Generasi Z dalam Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi di Era Industri 5.0 menuju Indonesia Emas 2045”.
Masalah yang dibawakan menjadi sangat penting dan masih hangat untuk diperbincangkan. Melihat banyaknya industri yang masih membuang gas buang yang umumnya didominasi oleh karbon dioksida, tim Eureka menawarkan solusi dengan merancang teknologi CCS berbasis larutan natrium silikat sebagai material carbon capture yang berasal dari limbah lumpur Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang kaya akan silika. Silika pada lumpur tersebut diolah dan dijadikan larutan natrium silikat dan kemudian digunakan sebagai media karbonasi.
“Saya dan Puput awalnya menemukan informasi mengenai kompetisi LKTIN CARTS 2024 ini dari laman media sosial. Kami kemudian mengajak Maulana untuk melakukan diskusi dan menyempurnakan gagasan. Selama proses diskusi, kami banyak belajar hal baru, khsusunya mengenai material yang dimanfaatkan dalam carbon capture and storage (CCS). Lalu, tercetuslah inovasi baru yang kami bawakan dalam kompetisi. Puji Tuhan, dari proses yang kami lalui bersama, kami bisa mendapat juara dalam kategori best presenter”, ujar Marchelino.
Kegiatan ini diawali dengan seleksi abstrak yang kemudian diambil 10 besar. Setiap 10 finalis kemudian dipertandingkan untuk merebutkan 3 juara, dan 3 nominasi. Babak final dilakukan secara daring. Perlombaan ini diikuti oleh lebih dari 70 tim yang tersebar dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia. Ada 2 tim dari UGM yang berhasil lolos pada tahap final, yaitu tim Eureka (Fakultas Teknik) dan Zew Melon (Fakultas Pertanian). Dari dua tim tersebut, hanya tim Eureka berhasil meraih penghargaan berupa best presenter. Hal ini menjadi kebanggaan bagi Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, serta bagi Universitas Gadjah Mada.
“Alhamdulillah, walaupun harus banyak membaca literatur dan diskusi rutin, namun ketika meraih penghargaan ini semua rasanya terbayarkan, Meski bukan juara 1, namun juara best presenter menjadi kebanggaan tersendiri bagi tim kami”, ujar Puput.
Ide yang dicetuskan akan bermanfaat khususnya dalam dunia industri yang menghasilkan emisi gas karbon. Selain itu, ide ini menjadi solusi terhadap kondisi lingkungan yang kian memburuk. Selain itu, novasi ini juga dapat mendukung program pemerintah terkait net zero emission 2060. “Harapannya ide ini dapat dilihat dan didukung oleh berbagai pihak, khususnya pihak kampus sehingga dapat dilakukan penelitian yang hasilnya lebih akurat dan efektif. Semoga hasil yang kami raih dapat menginspitasi mahasiswa lain untuk turut berprestasi dan membanggakan almamater”, tambah Maulana.
Inovasi dari tim Eureka ini mendukung perwujudan SDGs poin ke-7 (energi bersih dan terjangkau), ke-12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), dan ke-13 (penanganan perubahan iklim). Inovasi-inovasi dari mahasiswa seperti ini harus terus didukung oleh universitas sebagai wadah mereka berkreativitas dan berdinamika. (Humas FT)