Tiga alumnus Teknik Arsitektur FT UGM, yang saat ini merupakan mahasiswa aktif Program Studi Profesi Arsitek, tergabung dalam Tim MHS22-018 raih juara 1 kompetisi arsitektur. Tiga mahasiswa tersebut yaitu Nabila Shofia Imani, Severus Andrew Febrian A, dan Aqila Shabrina. Prestasi ini diperoleh pada kompetisi LIXIL ARCHITECTURAL DESIGN COMPETITION 2022, LIXIL pada Undergraduate Category.
“Kami ikut kompetisi ini sebagai undergraduate dan mahasiswa S1. Untuk undergraduate terhitung maksimal 2 tahun setelah lulus,” jelas Nabila.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh LIXIL (American Standard, Grohe, INAX) bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia, Ikatan Arsitek Indonesia Surakarta, dan Pemerintah Kota Surakarta. Kompetisi berbentuk Sayembara Desain Arsitektur sebagai usaha dalam memberikan sumbangsih untuk kemajuan arsitektur di Indonesia dan masyarakat. Tema sayembara kali ini adalah “Architecture to Recover-Developing a sustainable approach towards urban resilience” dengan objek rancangan berupa kawasan permukiman di daerah Kampung Semanggi Surakarta yang merupakan daerah bantaran sungai Bengawan Solo. Desain kawasan pemukiman ini terdiri dari rumah susun yang dilengkapi dengan fasilitas/bangunan civic center, civic health center, halte, RPTRA, masjid, dan lapangan olahraga.
Nabila dkk. meraih prestasi melalui karya Ruang Tumbuh Semanggi.
Kampung Semanggi yang merupakan kawasan kumuh kerap kali dianggap menjadi kanker yang menempel pada kota Surakarta. Padahal kawasan Semanggi sejatinya memiliki potensi kawasan yang tinggi. “Ruang Tumbuh Semanggi” mempunyai visi untuk mentransformasikan Kampung Semanggi menjadi kampung yang mempunyai resiliensi tinggi dan bahkan dapat menjadi magnet kota yang mempunyai peran positif dalam aspek sosial, budaya, dan perekonomian bagi masyarakat kota. Salah satu kunci untuk mewujudkan visi yang berkelanjutan adalah dengan melakukan observasi terhadap fenomena-fenomena sosial yang ada.
Arsitektur disini hanyalah dipandang sebagai sebuah framework, sebagai fasilitator, bukanlah sebuah produk finish. Arsitektur sebagai sesuatu yang tumbuh dan berkembang sejalan dengan kebutuhan, kemampuan, dan kepadatan penghuni. “Ruang Tumbuh Semanggi” mempunyai beberapa strategi untuk mencapai visi ke depannya, yaitu: Strategi sosial (mengapresiasi kreatifitas & aspirasi warga dalam mengokupansi ruang, menciptakan ruang fleksibel & adaptif, ruang-ruang yang tidak menghilangkan esensi hunian kampung yang kompleks & dinamis); Strategi ekonomi (pemberdayaan masyarakat terhadap fasilitas baru untuk meningkatkan produktifitas kampung), Strategi lingkungan (optimalisasi sistem air bersih & sanitasi kawasan yang dekat dengan isu banjir).
“Ruang Tumbuh Semanggi” adalah konsep yang lahir dari pengamatan langsung terhadap permasalahan nyata. “Ruang Tumbuh Semanggi” indah bukan karena mengada-ada, akan tetapi keindahan terpancar karena desain yang diciptakan adalah desain yang tepat guna sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Semanggi. Pulchrum splendor est veritatis. (Keindahan adalah pancaran kebenaran). (Nabila dkk – diolah oleh Purwoko)