Selain basic competenties, atau kompetensi dasar, alumni juga harus menguasai kompetensi khusus. Demikian disampaikan Imelda, M.Psi., Psi. pada workshop career yang diselenggarakan oleh Program Studi PWK FT UGM, di gedung SGLC (Senin, 14/8/23).
Kompetensi dasar terdiri dari kemampuan adaptasi, komunikasi, pemecahan masalah, berorientasi hasil, dan juga teamwork. Sementara itu, beberapa kompetensi khusus misalnya mengembangkan kemampuan orang lain, kepemimpinan, membangun relasi, manajemen diri, dan berfikir strategis.
Pada proses melamar pekerjaan, alumni akan dihadapkan pada proses wawancara. Imelda menggarisbawahi beberapa hal yang harus dihindari selama wawancara. Misalnya salah menyebut nama pewawancara, tidak bertanya saat diberi kesempatan bertanya, serta lupa mengucapkan terima kasih kepada pewawancara. Meskipun tersirat, harus dihindari pula hal-hal yang menunjukkan rasa putus asa. Misalnya mau bekerja apa saja dan ditempatkan di mana saja asalkan diterima bekerja pada perusahaan yang dilamar.
Bahkan, meskipun pewawancara memiliki selera humor, harus dihindari membuat lelucon yang kurang tepat. Berbicaralah dengan intonasi yang tepat, tidak terlalu keras namun juga tidak terlalu lemah. Saat berjabat tangan, tinggalkan kesan mantap.
Pada cara berpakaian, juga harus disesuaikan dengan lembaga yang dituju. Perhatikan jenis lembaganya, apakah konservatif, non konservatif, atau entertainment. Penampilan yang harus disesuaikan meliputi baju, dasi, rambut, ikat pinggang, celana, kaus kaki, juga sepatu.
Pada workshop ini juga dilengkapi diskusi dengan simulasi wawancara kerja. Peserta menuliskan point-point wawancara untuk kemudian dipraktikkan.
****
Pada sesi kedua, dilanjutkan dengan sharing bersama alumni. Hadir Daniel Futuchata , Business Development Manager PT Patra Jasa, alumnus Perencanaan Wilayan dan Kota.
Daniel berpesan agar sedari mahasiswa sudah mengasah harus hardskill dan softskill, sejak mahasiswa diharapkan sudah mulai menguasai aplikasi-aplikasi untuk profesi sesuai bidangnya. Diskusi dengan dosen pembimbing, selayaknya juga dilakukan untuk menggali berbagai potensi, selalu berupaya memperkuat relasi dan terlibat pada berbagai organisasi menjadi hal yang penting dan bernilai mahal. (Humas FT: Purwoko)