Tim OGI Geologi UGM berhasil meraih juara pertama pada Olimpiade Geologi Indonesia yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Geologi Universitas Padjajaran pada 25-29 April lalu. Sementara itu, posisi kedua diduduki oleh tim Universitas Padjajaran (Unpad) dan juara ketiga direbut tim Institut Teknologi Bandung (ITB).
Aryo Rakhmanto selaku ketua tim mengatakan dalam olimpiade itu tiap-tiap tim dituntut untuk melakukan analisis pada empat bidang, yakni geoteknologi dan mining, petroleum, paleontology, serta petrografi. Dalam kompetisi geoteknologi diberikan kasus untuk membuat desain lereng yang stabil dalam pembuatan jalan pada medan dengan kelerengan kritis, membuat analisis rock mass rating dan slope mass rating untuk menentukan kondisi, kelayakan, serta solusi untuk desain tunnel dalam ekskavasi pembukaan tambang. Dalam kompetisi mining, dilakukan analisis terhadap pola penyebaran guna menentukan daerah yang bagus untuk dieksplorasi.
Selanjutnya, pada kompetisi petroleum, imbuh Aryo, setiap tim diwajibkan untuk mendeterminasi fosil mikro dalam rangka analisis lingkungan pengendapan, umur, dan biostrat. Kemudian, dalam kompetisi paleontology dilakukan analisis daerah yang berpotensi untuk dieksploitasi. Terakhir, pada kompetisi petrografi dilakukan determinasi batuan. Saat disinggung tentang kunci keberhasilan tim OGI UGM menjadi jawara, Aryo menguraikan jawabannya. “Dalam olimpiade tersebut, kami tidak hanya melakukan analisis sederhana terhadap kasus yang diberikan. Akan tetapi, kami juga menghadirkan analisis risiko serta solusi, sedangkan pada tim yang lain kami tidak melihat hal itu,” jelasnya di Ruang Fortakgama UGM, Rabu (5/5).
Sementara itu, Rosmelia Cipta mewakili teman-temannya mengungkapkan kegembiraannya atas prestasi yang telah diraih. “Kami merasa senang dan bangga karena bisa mempertahankan gelar juara selama empat tahun berturut-turut,” ucapnya. Disebutkannya bahwa sebelumnya, tim dari Jurusan Geologi UGM, dengan orang yang berbeda, juga sukses meraih juara pertama dalam Olimpiade Geologi Indonesia yang digelar di Unpad (2008), ITB (2008), UPN (2009). “Sebenarnya, saat mengikuti olimpiade ini kami memikul beban yang cukup berat. Harapan semua pihak agar tim kami bisa mempertahankan posisi juara. Dengan usaha yang maksimal, akhirnya kami pun mendapatkan yang terbaik dan bisa memenuhi harapan semuanya,” pungkasnya. (UGM/Ika)