Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup manusia. Oleh karena itu, makanan harus terjangkau dari segi harga dan lokasi oleh semua kalangan. Fakultas Teknik UGM yang memiliki populasi sekitar 5 ribu mahasiswa dan karyawan perharinya memiliki tanggung jawab untuk menyediakan makanan yang terjangkau untuk semua warganya.
Fakultas Teknik UGM memiliki kantin hampir di semua departemen. Selain itu, FT UGM juga memiliki kantin teknik yang berada di selasar gedung SGLC. Kantin-kantin tersebut menyediakan makanan ringan dan makanan berat. Makanan berat sangat penting keberadaannya di FT UGM karena kegiatan mahasiswa dimulai dari pagi hingga sore hari.
Makanan yang dijual di kantin FT UGM dapat dikatakan memiliki harga yang terjangkau untuk semua warganya. Hal ini dihitung berdasarkan harga satu porsi makanan berat yang dijual sekitar Rp5.000-Rp20.000. Berdasarkan data BPS 2019, Provinsi DIY memiliki rerata pengeluaran per kapita per bulan untuk makanan sebesar Rp587.032, sedangkan data Bank Indonesia menunjukkan selama 2019-2024 terjadi kenaikan inflasi terbesar sebanyak 3,13%. Oleh karena itu, perkiraan rerata pengeluaran per kapita per bulan untuk makanan di Provinsi DIY mencapai Rp605.406. Pengeluaran perbulan tersebut jika dikonversi perhari menjadi Rp20.180. Jika diasumsikan sehari makan 3 kali, maka untuk sekali makan sekitar Rp7.000.
Hal ini menunjukkan bahwa Fakultas Teknik UGM mengupayakan untuk meminimalisir terjadinya food gap. Food gap merupakan fenomena melambungnya harga pangan karena produksi menurun yang mengakibatkan tidak semua kalangan bisa mendapatkannya. Upaya ini merupakan perwujudan dari SDGs poin ke-2 yaitu tanpa kelaparan.
(HUMAS FT)