Rabu (29/11) lalu, program studi Teknik Industri Fakultas Teknik UGM menggelar acara pameran karya mahasiswa yang bertajuk “INDEX: Industrial Engineering Exhibition 2023”. INDEX merupakan acara tahunan yang digelar tiap akhir semester ganjil dan diikuti oleh mahasiwa Teknik Industri tahun kedua, tahun ketiga, hingga tahun keempat. Masing-masing angkatan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membuat suatu karya akhir dari mata kuliah yang telah dijalani selama satu semester.
Pada INDEX 2023 ini, terdapat 44 kelompok peserta yang terdiri dari 17 kelompok dari angkatan 2022, 12 kelompok dari angkatan 2021, dan 15 kelompok dari angkatan 2020. Masing-masing angkatan memiliki tema yang berbeda-beda. Mahasiswa tahun kedua (angkatan 2022) mendapatkan tema proyek “Elevating the Creative Industry in DIY Through Innovative Process” dari mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk, sedangkan mahasiswa tahun ketiga (angkatan 2021) memperoleh tema “Jajanan Tradisional di Yogyakarta” dari mata kuliah Simulasi Sistem. Di samping itu, mahasiswa tahun keempat juga memiliki tema proyeknya sendiri, yaitu “Tourism Revitalization: A Socio-Technical Approach” dari mata kuliah Integrated Capstone Project atau Proyek Terpadu.
– Perancangan dan Pengembangan Produk
Melalui mata kuliah Perancangan dan Pengembangan Produk, mahasiswa tahun kedua memiliki tugas untuk mendesain suatu alat/produk untuk bisa membantu menyelesaikan masalah pada industri UMKM. Terdapat berbagai macam alat dan produk hasil inovasi mahasiswa yang dipamerkan pada acara kali ini. Salah satu inovasi alat tersebut adalah PaoBliss, hasil karya Kelompok 7. PaoBliss adalah mesin pencetak bakpao yang ukuran hasil cetakannya dapat diatur sesuai kebutuhan produsen, yaitu ukuran kecil (one bite-sized) dan ukuran sedang. Menurut Najwa, salah satu anggota kelompok tersebut, masalah yang dimiliki salah satu industri kecil menengah (IKM) produsen bakpao “Papao” adalah metode produksinya yang masih secara manual menggunakan tangan sehingga sering mengalami kesulitan. Selain itu, belum ada cetakan yang dapat menghasilkan ukuran bakpao sesuai keinginan. Oleh karena itu, PaoBliss menawarkan solusi alat pencetak yang dapat meningkatkan efisiensi serta menghasilkan cetakan dengan ukuran yang konsisten.
– Simulasi Sistem
Berangkat dari mata kuliah Simulasi Sistem, mahasiswa tahun ketiga ditargetkan untuk dapat menganalisis kondisi terkini dari IKM, mencari permasalahan yang dihadapi, kemudian menyimulasikan solusi yang ditawarkan melalui aplikasi/software tertentu untuk meningkatkan efisiensi produksinya. Febri (Teknik Industri 2021) beserta timnya menganalisis IKM Attempe, salah satu produsen tempe organik non-GMO yang ada di Yogyakarta. Dalam prosesnya, mereka terlebih dahulu melakukan observasi IKM dengan mengambil data produksi dan mewawancarai pemilik IKM Attempe. Dari data yang dikumpulkan, selanjutnya dibuat simulasi model proses produksi tempe chips menggunakan software FlexSim untuk mengetahui bagian mana yang bisa ditingkatkan dari proses produksi sebelumnya. Didapatkan kesimpulan bahwa dilakukannya proses batching dan tidak meratanya beban antarpekerja merupakan dua hal yang menghambat efisiensi produksi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Febri dan tim mengusulkan solusi berupa peniadaan proses batching, pemerataan beban kerja untuk menyeimbangkan utilitas, dan pemberian pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja.
– Proyek Terpadu
Sedikit berbeda dengan topik mahasiswa tahun kedua dan tahun ketiga yang hanya berfokus pada salah satu mata kuliah, mahasiswa tahun keempat didorong untuk mengintegrasikan seluruh ilmu yang didapatkan dari mata kuliah yang telah dipelajari pada semester-semester sebelumnya. Contoh hasil dari proyek terpadu ini adalah QR-Check Point Edukatif karya kelompok 12. Menurut Fairuzzaky, mahasiswa Teknik Industri 2020 dan anggota kelompok 12, solusi ini berangkat dari permasalahan minim dan tidak optimalnya edukasi yang ada pada Tlogo Muncar, Kaliurang. Saat ini, Tlogo Muncar memiliki penataan dan perawatan tempat yang kurang optimal serta penempatan papan informasi untuk edukasi yang kurang ideal. Dari existing condition tersebut, dirumuskankan beberapa solusi yang dianalisis dengan indikator eco-tourism. Solusi yang ditawarkan tersebut berupa peningkatan manajemen tata letak papan informasi, tambahan QR-code pada papan informasi untuk memudahkan akses pembaca, ditambahkannya visualisasi konten pada website, serta adanya sistem reward untuk pengunjung yang berhasil menyelesaikan misi berupa scan QR-code dengan jumlah tertentu. Solusi-solusi yang ditawarkan tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan pengunjung untuk mengakses informasi edukatif yang ada pada Tlogo Muncar.
Dengan INDEX 2023 ini, mahasiswa berkesempatan menunjukkan ide-ide yang dimiliki dan meng-expose hasil kerja keras yang telah mereka lakukan. Selain itu, mereka senang bisa saling menginspirasi dan bertukar ide dengan karya yang dihasilkan oleh kelompok lain. Adanya acara ini juga memberikan pemahaman yang lebih jauh terkait teori yang diajarkan di kelas melalui praktik pengaplikasian secara langsung pada masalah-masalah yang terjadi di lapangan. (Narasi: Salsabila AA/Foto: Salsa & Tim Dokumentasi INDEX/Review: Fairuzzaky & Purwoko)