Indonesian International Mobility Awards (IISMA) merupakan program yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di Indonesia. Mahasiswa yang menempuh Pendidikan S1 di Indonesia memiliki kesempatan untuk belajar di luar negeri selama satu semester untuk memperluas pengetahuan interdisipliner mereka dan bersosialisasi dengan rekan-rekan internasional.
Melalui program IISMA, saya, Ria Verensia dari Teknik Sipil FT UGM mendapat kesempatan untuk berkuliah selama satu semester, dimulai dari 8 September hingga 23 Desember 2021 di University of Waterloo, Kanada.
Saya mengambil tiga mata kuliah di sini yaitu (1) Sustainability: The Future We Want (ENVS205), (2) Introduction to Global Emerging City (PLAN262), dan (3) Foundations: Environment, Resources, and Sustainability (ERS100), yang merupakan bagian dari beberapa mata kuliah yang ditawarkan oleh University of Waterloo. ENVS205 dan PLAN262 diadakan secara daring, sementara ERS100 dilaksanakan secara tatap muka. Mata kuliah yang saya ambil tidak sepenuhnya sejalan dengan jurusan saya, yakni Teknik Sipil. Namun, hal ini merupakan salah satu tujuan IISMA untuk menambah wawasan mahasiswa melalui matakuliah multidisiplin.
Terkait mata kuliah yang saya ambil, ENVS205 mengajari saya tentang tujuan, ide, dan strategi keberlanjutan untuk meningkatkan dan melestarikan kesejahteraan manusia. Sedangkan, PLAN262 mengkaji proses pertumbuhan dan perubahan di kota-kota berkembang global, serta tantangan perkotaan saat ini, dengan konsentrasi di Asia dan Afrika. Selain itu, ERS100 menyediakan teknik analisis untuk berbagai masalah lingkungan dan sumber daya, serta konteks yang lebih besar dari sistem ekologi, ekonomi, dan kelembagaan. Saya mendapat banyak pelajaran di sini, seperti kebiasaan membaca baru yang menantang saya untuk memahami “konteks” mata kuliah secara lebih komprehensif.
Saya telah berada di sini selama lebih dari tiga bulan dan berencana untuk kembali ke Indonesia pada bulan Desember. Selama di sini, saya berusaha untuk melakukan yang terbaik dan sesuai kemampuan saya, baik dalam kegiatan akademik maupun ekstrakurikuler. Saya juga bertujuan untuk mengelola rencana dan aktivitas belajar harian saya dengan lebih baik dengan tujuan mencapai work-life balance. Oleh karena itu, saya bergabung dengan Komunitas Sebaya Internasional untuk dapat saling berbagi pengalaman, dan tentu saja, hal itu membantu saya mampu untuk lebih beradaptasi. Terdapat kelompok Environment, Resources, and Sustainability (ERS) yang mengorganisir kampanye dan inisiatif seperti penanaman pohon, pemogokan iklim, dan kegiatan lingkungan lainnya. Saya belum pernah melakukan kegiatan tersebut sebelumnya, tetapi karena ini adalah program terbuka, saya berencana untuk bergabung pada program-program selanjutnya.
Di Waterloo, Kanada, saya tinggal di asrama yang memungkinkan saya untuk terhubung dengan penduduk setempat dan belajar tentang budaya mereka. Dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia, saya berpartisipasi dalam peringatan Sumpah Pemuda oleh mahasiswa IISMA, yang terdiri dari pertunjukan budaya, buletin, games, dan makanan. Selain itu, hal yang berbeda secara signifikan dari Indonesia adalah cuaca. Saat ini adalah masa transisi dari musim gugur menuju musim dingin. Oleh karena itu, pakaian yang digunakan juga turut diperhatikan. Yang paling saya sukai dari tinggal di sini adalah saya bisa berjalan kaki ke mana-mana, naik transportasi umum dengan mudah, dan menikmati banyak ruang hijau kota. Masyarakat lokal juga sangat ramah.
Kota ini memiliki sistem transportasi umum yang bagus. Mahasiswa dapat dengan mudah berkeliling wilayah Waterloo dengan kartu mahasiswa. Saya biasanya menggunakan kereta atau bus ke pusat kota atau supermarket sesekali untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Selain itu, terdapat beberapa kawasan alam dan satwa liar di Waterloo, seperti Area Konservasi Laurel Creek dan Huron. Saya pernah naik bus ke Huron dengan teman-teman saya sebelumnya. Ini adalah hiburan bagi kami di sela-sela perkuliahan.
Terlepas dari keterbatasan kegiatan yang dapat dilakukan selama pandemi, saya tidak pernah membayangkan saya akan berada di sini hari ini. Namun, di sinilah saya yang memulai perjalanan saya, melalui cita-cita untuk belajar di luar negeri. Saya percaya bahwa mimpi dan cita-cita yang disertai usaha akan membawa kita ke tempat yang kita inginkan. (Ria Verensia/DTSL FT UGM)