Senat Fakultas Teknik UGM menyelenggarakan workshop untuk merumuskan pokok-pokok pemikiran berupa policy brief yang dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi Dekan Fakultas Teknik untuk merencanakan arah, strategi, dan langkah-langkah strategis dalam bidang tata kelola untuk merespon tantangan masa depan.
Workshop diselenggarakan pada 6 September 2021 secara daring, dengan narasumber Prof. Ainun Na’im, M.B.A., Ph.D (Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Periode 2016-2021), Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto (Wakil Rektor UGM bidang Sumber Daya Manusia dan Aset), Dr. Ir. Sigit Puji Santosa, M.SME. (Kepala Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPiK-ITB)/ITB Innovation Park), Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M. Arch., Ph.D. (Komisi II Senat Fakultas Teknik). Workshop ini dihadiri para dosen serta wakil tenaga kependidikan.
Dekan FT UGM, Ir. Muhammad Waziz Wildan, M.Sc., Ph.D., dalam pembukaan menyampaikan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta munculnya disruptive innovation menjadi latar belakang diselenggarakannya workshop ini. Ketua Senat FT UGM, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng, Ph.D., IPU., dalam sambutan pengantar menyampaikan bahwa workshop ini membahas tata kelola terkait kelembagaan, sumber daya manusia, dan infrastruktur FT UGM untuk lima tahun ke depan.
Berbagai paparan narasumber dirangkum dan disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Deendarlianto, S.T., M.Eng di akhir acara. Dimulai dari point penting dari pemateri pertama, Prof. Ainun Na’im, yaitu berbagai pengaturan yang diambil di perguruan tinggi harus bisa memberikan manfaat kepada semua stakeholder terutama dalam situasi disrupsi dengan berbagai tantangannya. Pandemi Covid-19 membawa disrupsi dan perubahan besar sehingga menambah kompleksitas permasalahan di perguruan tinggi, mendorong percepatan penggunaan teknologi informasi dan digital, menyebabkan fleksibilitas anggaran, meningkatkan gap digital devide. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu munculnya kebutuhan standar etika dalam pendidikan daring, serta memunculkan model baru dalam organisasi yang lebih fleksibel, sederhana, dan cepat dalam mengambil keputusan. Kebijakan pemerintah dalam mendorong perubahan dan otonomi yang lebih besar pada perguruan tinggi, menyederhanakan ukuran kinerja, dan mengarahkan indikator yang langsung berdampak pada stakeholder menjadi bahan dasar untuk berkembang ke depan.
Catatan pada materi yang disampaikan Prof. Bambang Agus Kironoto yaitu target UGM menjadi smart digital university, melalui perubahan cara kerja secara cepat, efisien, efektif, dan fleksible. UGM harus lebih inovatif dan agile, memiliki daya saing yang tinggi untuk menghadapi tantangan global, sadar akan kompetisi, sadar situasi dan posisi, dan cerdas dalam memanfaatkan peluang. Pergeseran-pergeseran lapangan kerja juga menjadi hal yang patut diperhatikan. Rekonseptualisasi manajemen kinerja yang dimulai dari IKU universitas yang diturunkan ke unit dan individu.
Berikutnya beberapa catatan dari materi Dr. Ir. Sigit Puji Santosa, yaitu pentingnya memperhatikan dua jenis inovasi, yaitu disruptive dan sustainable. Perlunya transformasi perguruan tinggi di masa depan, adanya keterlibatan industri, kolaborasi dengan top university, pascasarjana yang multi disiplin dengan melibatkan infrastruktur pendidikan, riset, dan penjenjangan karir peneliti. Disruptive inovation perlu mendapatkan perhatian khusus dari perguruan tinggi, perlu penguatan program pascasarjana dengan melibatkan mapping keilmuan dalam penguatan klaster riset. Perlunya dosen khusus dan berstatus peneliti pada level Tri Darma, serta kurikulum yang applied.
Terakhir, catatan dari materi Prof. Windu Nuryanti yaitu pentingnya memperhatikan masalah yang cakupannya luas dan berubah dengan cepat namun bisa diimplementasikan secara harmonis. Harmonisasi isu eksternal dan internal, menjadikan dosen sebagai agen perubahan dalam berbagai perubahan situasi , ekosistem akademik dibangun dalam konteks kolaborasi dan partnership yang stategic, dan perlunya reformasi kurikulum yang dirasakan sudah mendesak. (Humas FT: Isnaini S & Purwoko/Review: Dr. Leni Sophia Heliani)