Enam puluh satu proposal karya mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil lolos lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXVII 2014. PIMNAS 2014 akan dilaksanakan di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang pada 25-30 Agustus mendatang. Diantara ke-61 proposal tersebut terdapat Tim I-PAPS yang mewakili UGM dalam bidang PKM-T (Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi).
Ketua Tim I-PAPS, Muhammad Nabil Satria Faradis (Teknik Mesin), dikonfirmasi pada Senin kemrin (11/8) mengatakan jika awalnya timnya tidak menyangka akan lolos. Persaingan yang ketat dengan ribuan program lain di seluruh Indonesia membuat timnya pada awalnya tidak berharap banyak. “Meski begitu kami tetap berdoa dan fokus untuk melakukan yang terbaik dengan harapan program ini berhasil.” lanjutnya.
Beruntung, pada saat pengumuman dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Jumat lalu (8/8), Tim I-PAPS yang beranggotakan Hibran Sabila Maksum, Irkham Maulana (Teknik Mesin), Rizka Islami Ratnasari dan Yulisyah Putri Daulay (Teknik Industri) dinyatakan lolos PIMNAS. “Sebuah kesempatan yang luar biasa bisa membawa nama baik UGM dan bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa lain dengan program kreatifnya.” tambah Putri. Oleh karena itu, dalam rangka sukses menuju PIMNAS ini tim I-PAPS fokus pada pembuatan artikel ilmiah, poster, presentasi hingga mengikuti berbagai macam palatihan dari UGM, tambahnya.
Saat ini, I-PAPS sudah jadi 100% dan telah digunakan oleh Helm Ukir AW khas Kotagede Yogyakarta sebagai UKM helm ukir yang menjadi mitra I-PAPS. Testimoni dan tanggapan Bapak Tarmono selaku pemilik usaha pun sangat positif terkait dengan penggunaan I-PAPS sebagai alat pencetak helm polos. Dengan adanya I-PAPS, selain produktivitas dapat meningkat dari memproduksi satu helm per hari menjadi tujuh helm per hari, adanya peningkatan kualitas berupa kontrol dimensi oleh mesin juga merupakan dampak positifnya. Di sisi lain, I-PAPS juga menggunakan prinsip ergonomi dimana dimensi alat disesuaikan dengan dimensi postur kerja manusia sehingga pekerja dapat bekerja dengan nyaman. Pak Tarmono melanjutkan, dengan adanya I-PAPS beliau berharap bisa mengenalkan budaya Indonesia yang diusung di produknya pada pasar yang lebih luas, yaitu ASEAN.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa ini karena dapat mendorong pemerintah untuk lebih memperkenalkan teknologi pada pengusaha UKM di Indonesia agar produktivitas dan kualitas produk mereka meningkat. Saya juga berharap program ini bisa memacu kesadaran mahasiswa akan permasalahan yang ada disekitarnya dan mencari sebuah ide kreatif sebagai jalan keluarnya,” kata Herianto sebagai Dosen Pembimbing.
Selain didanai oleh Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan lolos ke tahap PIMNAS, ide ini juga menerima Dana Hibah Penelitian (DHP) dan menjadi inisiator di web crowdfunding milik UGM, Idea Connect. Proyek ini tidak hanya berhenti sampai pada pembuatan alat saja, tim I-PAPS juga akan terus melakukan perbaikan berlanjut terkait pemanfaatan alat dan mengembangkan agar bisa dimanfaatkan di tempat lain. Saat ini, dibantu oleh Direktorat Kemahasiswaan UGM, tim I-PAPS sedang berusaha mengajukan paten dari Direktorat Jenderal HKI.
(Penulis berita : Yulisyah Putri Daulay , mahasiswi Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Program Studi Teknik Industri, Universitas Gadjah Mada)