Jumat (9/8), Fakultas Teknik UGM mengadakan pelatihan peercounselor tentang kesehatan mental. Pelatihan ini dilakukan oleh psikolog Fakultas Teknik yaitu nama mbak nopi dan mbak dina dari pukul 08.00-16.00 WIB. Kegiatan ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan dosen tentang masalah gangguan kesehatan mental yang menjadi tren pada era sekarang. Dalam pelatihan ini dibahas beberapa materi terkait deskripsi gangguan mental, tata cara untuk selfcare, dan pengetahuan tentang trigger warning.
Dalam pelatihan ini, dijelaskan bahwa sehat mental menurut WHO adalah kondisi sejahtera dari individu sehingga dapat menyadari potensi dirinya, mengatasi tekanan normal srhari-hari, dapat bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi untuk lingkungan sekitar. Kesehatan mental manusia ini juga memiliki piramida yang semakin ke atas akan semakin darurat keadannya. Urutan dari bawah dalam piramida kesehatan mental yaitu tidak ada stres, mental distress, masalah kesehatan mental, dan gangguan mental. Pada level stres, gangguan ini memberikan beberapa dampak di kesehatan fisik, seperti rambut rontok, sesak nafas, insomnia, sakit kepala, gangguan konsentrasi, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, gangguan irama jantung, dan lainnya.
Pelatihan ini juga menjelaskan tentang faktor penyebab dari tindakan bunuh diri. Tindakan bunuh diri ini biasanya pernah terpikirkan oleh seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, penyebab dan tanda-tanda seseorang akan melakukan tindakan tersebut harus diketahui oleh masyarakat umum supaya dapat dilakukan pencegahan lebih dini. Faktor yang menyebabkan tindakan ini dapat terjadi beberapa diantaranya, yaitu percobaan bunuh diri sebelumnya, kekerasan fisik, perasaan putus asa, gangguan suasana hati, parental psychopathology, gangguan penyalahgunaan zat, dan gangguan perilaku. Tanda-tanda seseorang ingin melakukan tindakan bunuh diri biasanya berbicara tentang butuh diri contohnya “aku akan bunuh diri”, mencari cara membunuh diri sendiri, menarik diri dari teman dan keluarga, mengubah kebiasaan makan dan tidur, serta kehilangan minat dalam aktivitas yang menyenangkan. Terdapat upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah tindakan tersebut yaitu dengan keluarga dan teman memberikan dukungan emosional, keterhubungan dengan sosial, akases yang berkurang terhadap sarana untuk perilaku bunuh diri, dan mencari pertolongan kepada profesional.
Untuk mengurangi potensi dan intensitas dari gangguan kesehatan mental, terdapat beberapa aktivitas selfcare yang dapat dilaksanakan. Aktivitas yang dapat dilakukan untuk menurunkan hormon stres atau meningkatkan hormon kebagiaan, yaitu makan makanan bergizi, olah raga teratur, menjaga pola dan kualitas tidur, aktif secara fisik dan lainnya. Selain itu, secara psikologi selfcare yang dapat dilakukan yaitu jurnaling, terkoneksi dengan lingkungan sosial, dan membua skala prioritas.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan lebih banyak mahasiswa dan dosen yang menyadari akan terjadinya gangguan kesehatan mental pada dirinya maupun orang lain. Hal ini juga diharapkan dapat menurunkan tingkat gangguan kesehatan mental dan meningkatkan tingkat kebahagiaan.
(HUMAS FT)