Pengembangan kegiatan manufaktur berbasis bio-process serta bio-product merupakan salah satu hal yang sedang gencar dilakukan di Indonesia. Tren inilah kemudian yang mengilhami Indonesia Chemical Engineering Paper Competition 2017 yang digelar oleh Institut Teknologi Sepuluh November pada 18 hingga 20 Maret 2017 lalu. Universitas Gadjah Mada sendiri berhasil meloloskan 4 tim dari total 10 peserta yang dinyatakan lolos mengikuti babak final di Kampus ITS, Surabaya.
Perlombaan ini dimulai dengan melakukan seleksi extended abstract yang memuat rangkaian garis besar gagasan yang ingin diangkat. Setelah itu, barulah 10 peserta terseleksi untuk menulis paper berdasarkan extended abstract yang telah dibuat. Empat tim dari UGM yang berhasil lolos seluruhnya berasal dari Departemen Teknik Kimia. Tim pertama terdiri dari Frederiko Eduwardo dan Adelina Notiasari membawakan jurnal review mengenai alternatif pemberantasan malaria. Tim kedua yang terdiri dari Herman Amrullah serta Sholahuddin Alayyubi mengangkat tema smart vehicle yang mengintegrasikan gas buangnya dengan plantasi mikroalga. Tim ketiga terdiri dari Reza Hendy dan Agnes Martha yang membawakan ide mengenai katalis berbasis limbah bagi produksi biodiesel dari minyak jelantah. Dan peserta terakhir yaknik Aldian Astrayudha yang mengangkat tema lithium bio-leaching.
Pada tanggal 19 Maret 2017, keempat tim dari UGM harus mempresentasikan karyanya di depan tiga orang juri yang telah malang melintang di dunia industri produk berbasis bio. UGM dihadapkan pada berbagai pesaing yang berasal dari Institut Teknologi Bandung serta Universitas Teknologi Petronas. Setelah sesi presentasi selama 10 menit dan sesi tanya jawab selama 10 menit yang menegangkan, akhirnya sesi presentasi pun diakhiri dengan lancar.
Hasil dari kompetisi pun pada akhirnya diumumkan pada saat pelaksanaan gala dinner keesokan harinya, yakni Minggu, 20 Maret 2017. Perwakilan UGM yakni Aldian Astrayudha berhasil menyabet gelar juara kedua pada kompetisi ini. Sementara juara ketiga diperoleh oleh Yuanita Budiman dari Universitas Teknologi Petronas dan juara satu disabet oleh Arthur Elliseus yang juga berasal dari Universitas Teknologi Petronas.
Dengan mengikuti kompetisi ini, mahasiswa dari seluruh Indonesia tak hanya sekedar berkompetisi, melainkan juga dituntut untuk terbuka terhadap pengembangan kegiatan industri kimia yang berbasis bio yang sangat ini sedang mengalami perkembangan pesat. Sehingga nantinya, akan ada regenerasi pemain dan pengembangan teknologi di dalam dunia industri mendatang.