Tim Society of Petroleum Engineer (SPE) UGM berhasil menjadi juara 1 event Petroleum Integrated Days (Petrolida) tahun 2021. Kejuaraan Case Study competition tingkat internasional ini diselenggarakan SPE Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Tim SPE UGM terdiri dari mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Mereka adalah Ignatius Gerald Tondi Sinaga (Teknik Kimia 2018), Vincentius Adven Brilian (Teknik Mesin 2019) dan Saeful Ghofar Zamianie Putra (Geofisika 2019).
Gerald Tondi Sinaga menjelaskan lomba ini terkait upaya untuk mendukung target bauran energi 2025 saat Indonesia harus meningkatkan suplai gas sebagai sumber energi selama fase transisi menuju energi terbarukan. Salah satu proyek paling potensial adalah pengembangan lapangan gas Gendalo di Kutai Basin yang terletak di Selat Makassar.
“Tantangan terbesar pengembangan lapangan gas ini adalah kedalaman laut yang di atas 1.000 meter sehingga tergolong Indonesia Deepwater Development (IDD). Peserta diminta untuk mengembangkan lapangan gas ini sesuai dengan pilihan masing-masing dengan justifikasi yang kuat, mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan dampak lingkungan yang minimum,” katanya di Kampus UGM, Rabu (14/4).
Ia mengatakan tema yang diangkat adalah Optimizing the Production Process of Natural Gas to Reach a Smart Oil and Gas industry Using Advanced Technology. Pada tahap awal dilakukan seleksi abstrak dan setiap tim diminta untuk memberikan inovasi terhadap permasalahan ‘flow assurance’ atau memastikan tidak ada penyumbatan aliran fluida yang menjadi tantangan bagi lapangan di laut dalam.
Tim yang lolos seleksi abstrak diberikan dua kasus tambahan untuk tahap final. Kasus pertama adalah pengembangan empat sumur di lapangan gas Gendalo dengan pertimbangan aspek teknis ekonomi, dampak lingkungan, serta inovasi yang mendukung ketiga hal tersebut. Kasus kedua adalah pembuatan publikasi mengenai alat -alat keselamatan yang akan digunakan dalam rencana pengembangan lapangan Gendalo.
“Kami bertiga adalah bagian dari Society of Petroleum Engineer (SPE) UGM sebagai Boards dan Members yang bersemangat mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh SPE universitas lain, salah satunya oleh SPE ITS ini. Kami tertarik pada tema case study ini terutama terhadap ide ‘Smart Oil and Gas Industry’ dan ‘Advanced Technology’,” jelasnya.
Gerald lebih lanjut menjelaskan Tim mahasiswa UGM dalam lomba ini melakukan pemilihan kriteria secara semi kuantitatif dengan metode analytical hierarchy process (AHP) dengan validasi dari pakar dan analisis sensitivitas. Inovasi yang ditawarkan adalah Supersonic Separator dan prospek penggunaan Low Dosage Hydrate Inhibitor di masa depan.
“Selain itu, melakukan simulasi aliran fluida multifase dengan aplikasi OLGA dari Schlumberger untuk memastikan produksi gas sesuai dengan harapan. Ketiga hal itulah yang kemudian menuai pujian dari dewan juri,” ucapnya.
Gerald mengaku seleksi abstrak tidak terlalu bermasalah karena waktunya cukup longgar dan inovasi tim UGM pada tahap abstrak mendapat skor yang cukup tinggi. Pada tahap final tim UGM diberikan waktu sekitar 3 minggu untuk menyelesaikan kedua kasus final.
“Inilah saat-saat genting di saat 2 minggu terakhir berbarengan dengan ujian tengah semester, termasuk pengumpulan dokumen final dan presentasi. Karenanya membagi waktu belajar dan mempersiapkan lomba menjadi sangat krusial selama 3 minggu final. Tetapi kami senang karena solusi yang kami tawarkan pada case study ini dapat mempercepat pengembangan produksi gas di Indonesia sehingga pada akhirnya membantu Indonesia pada fase transisi energi nantinya,” pungkasnya.