Pertumbuhan jumlah bangunan meningkat pesat di berbagai daerah, termasuk di Yogyakarta, di mana bangunan metropolitan seperti Hotel dan Pusat Perbelanjaan mulai banyak bermunculan. Selain memiliki dampak positif, bertambahnya bangunan komersial seperti pusat perbelanjaan juga memiliki dampak negatif salah satunya dari sisi konsumsi energi bangunan yang tinggi. Pada bangunan komersial, konsumsi energi terbesar diakibatkan oleh penggunaan pengondisi ruangan atau AC (Air Conditioner) yaitu sekitar 50% dari total konsumsi energi total. Hal ini disebabkan oleh konsumsi daya AC yang cukup besar ditambah jumlah AC yang relatif banyak dalam suatu bangunan metropolitan seperti pusat perbelanjaan. Ditinjau dari sisi finansial, penggunaan AC dalam jumlah yang besar tentu saja memperbesar jumlah biaya.
Tertarik dengan bidang tersebut, salah satu tim PKM dari Jurusan Teknik Fisika UGM melakukan penelitian untuk sebuah inovasi Air Conditioner yang diberi nama TC-BASS (Thermal Controller Based on Acoustic Sensor). TC-BASS merupakan prototype yang merepresentasikan sistem kerja AC di mana suhu di dalam ruangan dikontrol berdasarkan Tingkat Tekanan Bunyi di dalam sebuah ruangan.
“Suara keramaian di dalam bangunan ditangkap oleh sensor berupa microphone omnidirectional yang kemudian mengirimkan datanya berupa sinyal. Sinyal tersebut diolah sehingga didapatkan nilai Tingkat Tekanan Bunyi atau SPL (Sound Pressure Level). Nilai SPL ini yang kami gunakan untuk mengompensasi nilai tegangan yang akhirnya mempengaruhi kinerja putar blower”, tutur Naim.
Tim TC-BASS terdiri dari Kristina sebagai ketua bersama 4 rekannya yaitu Naim Aryudya, Herdian, Nur Cholida dan Wayan Eka. Mereka menyampaikan bahwa ide tentang TC-BASS mereka dapatkan setelah aktif bergabung di Acoustics Research Center Jurusan Teknik Fisika UGM. Menurut Cholida dan Eka, saat ini TC-BASS telah masuk pada tahap pengujian laboratorium dan telah dalam proses kerja sama dengan salah satu pusat perbelanjaan di kota Yogyakarta untuk pengujian lapangan.
“Kenyamanan beraktivitas telah menjadi harapan setiap orang. TC-BASS bisa jadi bukanlah inovasi baru atau yang paling efektif dari yang sudah ada saat ini. Akan tetapi dalam penelitian dan pengembangan prototype ini, kami berusaha menciptakan alat yang kelak tidak hanya efektif dan memiliki performansi tinggi, tetapi juga mudah dijangkau”, jelas Kristin.
“Saat ini TC-BASS memang masih pada tahap prototyping. Namun penelitian TC-BASS akan terus kami kembangkan dengan harapan di masa depan TC-BASS dapat menjadi produk komersil yang memiliki performansi tinggi, rendah konsumsi energi, namun juga terjangkau harganya”, tambah Herdian.