Prestasi membanggakan kembali diraih oleh civitas akademika UGM. Dr. Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Sekretaris Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik (FT) UGM terpilih menjadi salah satu penerima penghargaan yang diberikan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) bersama dengan 19 orang penerima penghargaang lainnya. Ia meraih penghargaan Adhicipta Pratama Emas dalam ajang pemilihan insan dan institusi berprestasi di bidang teknologi dan kerekayasaan. Penghargaan diberikan pada 22 Desember 2010 lalu di Jakarta..
Dr. Ahmad, meraih penghargaan Adhicipta Pratama Emas, penghargaan kategori Engineering yang diberikan pada individu yang berusia kurang dari 35 tahun, karena dinilai berhasil dalam mengembangkan karya teknologi yang terbukti bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara. Ia berhasil mengembangkan sistem pengangkatan air dengan mengunakan tenaga matahari atau yang dikenal dengan solar watering pumping system. “PII menilai inovasi teknologi solar watering pumping system ini benar-benar terbukti memberikan manfaat bagi masyarakat,” jelasnya baru-baru ini.
Teknologi sistem pengangkatan air dengan menggunakan tenaga surya ini memang telah dirasakan manfaatnya oleh warga Dusun Banyumeneng I, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul sejak 2009 silam. Dusun Banyumeneng I merupakan satu dari sekian daerah di Kabupaten Gunung Kidul yang mengalami kesulitan air. Hanya ada satu sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan warga setempat yaitu Kaligede. Mata air tersebut hanya berada di daerah cekungan di dalam gua. Lokasinya pun jauh dari pemukiman warga. Untuk bisa mendapatkan air di mata air tersebut, harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang tidak beraspal sekitar empat. “Dengan adanya sistem pengangkatan air bertenaga surya ini, kesulitan air yang dirasakan oleh warga dusun Banyumeneng I akhirnya bisa teratasi” ungkap pria kelahiran, Yogyakarta, 16 Agustus 1975.
Sistem pengangkatan air bertenaga surya yang dikembangkan lulusan Curtain University ini melibatkan mahasiswa peserta kuliah kerja nyata (KKN) UGM bersama masyarakat Dusun Banyumeneng I. Dipaparkan Pak Agus, ide pembuatan sistem ini muncul pada 2006, bagian dari tesis yang tengah disusunnya waktu itu. Konsep ini telah memenangi lomba bertaraf internasional dalam Mondialogo Engineering Award (MEA) 2007, di India. Bermodal dana 250 juta rupiah hasil dari ajang MEA 2007, mahasiswanya dan masyarakat setempat melakukan pembangunan fisik dan instalasi. “Sistem pengangkatan air ini mampu menyupali sekitar 7.800 liter air per hari. Jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan 118 kepala keluarga yang belum terdistribusi air,” kata Ahmad.
Saat disinggung tentang penghargaan yang telah diperoleh Dr. Ahmad menguraikan jawabannya. “Alhamdulillah bisa dipercaya menerima PPI Award ini. Bagi saya penghargaan ini bukan hanya kemenangan pribadi saya, namun juga kemenangan bagi mahasiswa, jurusan, serta fakultas. Tanpa dukungan mereka saya bukanlah apa-apa,” ucapnya merendah. (Humas UGM/Ika)