Pada hari ini Kamis, 17 Februari 2011, Fakultas Teknik UGM melaksanakan acara puncak Hari Perguruan Tinggi Teknik (HPTT) ke 65 berupa penyampaian laporan Dekan FT UGM Bapak Tumiran, PhD; orasi ilmiah oleh Bapak Prof.Dr.Emil Salim (Ketua Dewan Pertimbangan Presiden) dan highligt capaian-capaian FT UGM dibidang penanganan bencana geologi dan aktivitas perubahan iklim. FT UGM lahir dalam kancah perjuangan di tahun 1946 maka HPTT kali ini mengangkat tema “Sinergi Alumni, Industri dan Civitas Akademika Bagi Masyarakat Pasca Bencana”. Tema ini segaja dipilih untuk mempertegas peranan FT UGM yang bersama komponen masyarakat lainnya selalu menunjukkan kepedulian dan komitmen kemasyarakatannya dalam menghadapi berbagai bencana baik di tingkat daerah maupun nasional.
"/>Pada hari ini Kamis, 17 Februari 2011, Fakultas Teknik UGM melaksanakan acara puncak Hari Perguruan Tinggi Teknik (HPTT) ke 65 berupa penyampaian laporan Dekan FT UGM Bapak Tumiran, PhD; orasi ilmiah oleh Bapak Prof.Dr.Emil Salim (Ketua Dewan Pertimbangan Presiden) dan highligt capaian-capaian FT UGM dibidang penanganan bencana geologi dan aktivitas perubahan iklim. FT UGM lahir dalam kancah perjuangan di tahun 1946 maka HPTT kali ini mengangkat tema “Sinergi Alumni, Industri dan Civitas Akademika Bagi Masyarakat Pasca Bencana”. Tema ini segaja dipilih untuk mempertegas peranan FT UGM yang bersama komponen masyarakat lainnya selalu menunjukkan kepedulian dan komitmen kemasyarakatannya dalam menghadapi berbagai bencana baik di tingkat daerah maupun nasional."/>
Sinergi Alumni, Industri dan Civitas Akademika Bagi Masyarakat Pasca Bencana – Fakultas Teknik
Pada hari ini Kamis, 17 Februari 2011, Fakultas Teknik UGM melaksanakan acara puncak Hari Perguruan Tinggi Teknik (HPTT) ke 65 berupa penyampaian laporan Dekan FT UGM Bapak Tumiran, PhD; orasi ilmiah oleh Bapak Prof.Dr.Emil Salim (Ketua Dewan Pertimbangan Presiden) dan highligt capaian-capaian FT UGM dibidang penanganan bencana geologi dan aktivitas perubahan iklim. FT UGM lahir dalam kancah perjuangan di tahun 1946 maka HPTT kali ini mengangkat tema “Sinergi Alumni, Industri dan Civitas Akademika Bagi Masyarakat Pasca Bencana”. Tema ini segaja dipilih untuk mempertegas peranan FT UGM yang bersama komponen masyarakat lainnya selalu menunjukkan kepedulian dan komitmen kemasyarakatannya dalam menghadapi berbagai bencana baik di tingkat daerah maupun nasional.
Civitas akademika FT telah memberikan kontribusi pemikiran dan program-program aksi dalam penanganan bencana seperti Gempa Bumi di Bantul Mei 2006, Gempa di Sumatera Barat September 2009, Banjir Bandang di Wasior Oktober 2010 dan yang terakhir kejadian erupsi Merapi Oktober dan November 2010. Misalnya, selama Krisis Merapi 2010 tesebut, FT-UGM membentuk Satgas Mitigasi Bencana Merapi – Fakultas Teknik UGM (SMBM – FTUGM) yang telah melalukan survey lapangan dan kajian cepat (rapid assessment) dimana hasil kajian ini menjadi bahan masukan bagi Tim pengambilan keputusan darurat pada level manajemen di BNPB, BPPTK (Badan Geologi), Sekda DIY, Dinas PU-ESDM DIY, Balai Besar Wilayah Opak Serayu Progo, Walikota Yogyakarta, Pemda Magelang serta Kelompok LSM. Selain itu tim SMBM FT UGM bersama kelompok-kelompok masyarakat di bantaran-bantaran sungai yang berhulu di Merapi serta mengembangkan Early Warning System (EWS) untuk mengatasi ancaman lahar melalui “SMS blasting”.
Untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim, Fakultas Teknik UGM melalui kegiatan triharma perguruan tinggi telah melakukan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Di bidang akademik, isu-isu lingkungan dan sustainable development sudah mulai dimasukkan dalam kuliah-kuliah S1. Untuk program S2, program-program studi yang sangat terkait antara lain adalah Magister Pengelolaan Bencana Alam, Magister Teknik Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Magister Pengelolaan Sumber Daya Air. Di bidang pengabdian masyarakat, mahasiswa FT yang dibimbing oleh dosen FT telah melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan dengan tema-tema adapatasi terhadap perubahan iklim seperti Pengurangan Resiko Bencana di Karanganyar, Desa Mandiri Energi di Kulon Progo dan Bantul, Pemanfaatan Tenaga Surya untuk Mengambil Air Bersih di Gunung Kidul, dan Pengelolaan Sampah berbasis Masyarakat di beberapa lokasi. Di bidang penelitan, topik-topik penelitian dosen FT UGM yang terkait dengan antisipasi perubahan iklim antara lain sustainable water resorce manageent, eco-efficiency process, renewable energies, sustainable of water resources, green building, climate monitoring dan disaster risk reduction. Beberapa penelitian ini telah sampai tahap implementasi misalnya pengolahan sampah buah dan sayur busuk menjadi energi listrik di pasar Gamping Sleman yang pada tangggal 10 Februari 2011 yang diresmikan penggunaannya oleh Wagub DIY, Dubes Swedia, Rektor UGM dan Bupati Sleman.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Dengan Tekno-Sains-Ekonomi Membangun Bangsa” , Prof Dr Emil Salim mengingatkan pentingnya kesadaran bahwa negara kira, Republik Indonesia, hidup di daerah rawan bencana karena Indonesia terletak dipertemuan tiga lempek tektonik. Sehingga perencanaan dan kegiatan pembangunan sudah seharusnya mempertimbangan kenyataan Indonesia yang terletak di daerah rawan bencana. Perguruan tinggi, selain terlibat pada antisipasi dan penanganan bencana, perlu juga memikirkan pemanfaatan material-material bencana seperti material-material erupsi gunung api. Tantangan lain yang dihadapi adalah jumlah penduduk yang sangat besar dengan distribusi penduduk yang sangat tidak merata. Kondisi ini diperparah dengan angka kemiskinan yang masih sangat besar di luar pulau Jawa. Belum lagi tantangan perubahan dinamis yang merupakan ciri khas abad ke-21. Oleh karena itu pendekatan ilmu tekno-sains-ekonomi dalam melakukan pembagunan yang berdimensi ekonomu-sosial dan lingkungan mutlak diperlukan. Secara khusus Prof Emil Salim menekankan pentingnya upaya-upaya perubahan iklim, bukan karena tekanan internasional, namun karena Indonesia negara kepulauan yang berada di daerah tropis yang sangat rawan terhadap bencana perubahan iklum yang berdampak negatif pada berbagai sektor seperti pertanian, perikanan, ekonomi dan kesehatan.