Setelah dibuka oleh Rektor, berbagai rangkaian pembukaan HPTT 73 FT UGM dimulai. Wajah Nusantara semakin kentara pada acara ini.
Lomba parade busana daerah yang ditampilkan oleh masing-masing departemen menjadi penanda awal. Dimulai dari Teknik Geologi yang melibatkan lebih dari 25 orang. Barisan paling depan dipimpin seorang warok, di belakangnya tampak wajah gembira dosen, karyawan dan mahasiswa dengan balutan beragam pakaian adat, berjalan mengikuti irama nyaring genderang yang ditabuh. Penampilan parade disusul oleh 7 departemen lainnya. Semarak.
Yel-yel yang diteriakkan ketika berjalan atau perform di depan juri, menambah semaraknya lomba. Keikutsertaan ketua departemen di antara para dosen, karyawan dan mahasiswa juga menunjukkan bahwa acara ini milik semuanya. Dr. Heru Hendrayana, Ketua Departemen Teknik Geologi, tampak begitu gagah dengan pakaian daerah Madura lengkap dengan pasangan kumis tebalnya. Tampak pula Dr. Sarwadi, Ketua Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan mengenakan pakaian adat Betawi. Semua merayakan keragaman Nusantara.
Nuansa Nusantara berikutnya muncul dari pentas angklung dan kolintang yang disuguhkan oleh Dharma Wanita FT UGM. Beberapa lagu dimainkan, mulai dari pembukaan, Lapaloma, Fernando, Kolam Susu, dan ditutup dengan Baby Blue.
Wajah Nusantara HPTT tahun ini semakin sempurna dengan tampilnya tarian Pucuk Pinang, yang dimainkan oleh 8 anak-anak yang berasal dari RW. 05, Terban, Gondokusuman. Wilayah ini merupakan wilayah yang menjadi desa binaan FT UGM. Riang, gembira dan bangga terpancar pada raut wajah anak-anak tersebut dan orang tuanya. “Saya bangga, anak saya bisa pentas di kampus”, demikian terlontar dari Pak Slamet, orang tua dari Rahel, salah satu penampil tari Pucuk Pinang.
FT Idol dan parade band menjadi acara panggung utama berikutnya yang berbarengan dengan pelaksanaan lomba-lomba di berbagai sudut KPFT. Lomba tumpeng, memasak nasi goreng, menggambar dan mewarnai untuk anak-anak, lomba lari estafet balon, dan lomba kata berantai. (Humas FT: Purwoko/Foto: Eko H)