Minggu (30/12), setelah menempuh perjalanan, akhirnya kami sampai juga di lokasi. Bekas hantaman gelombang tsunami itu masih ada. Tidak menunggu lama, kami langsung melakukan reconnaissance survey dampak tsunami selat Sunda. Alhamdulillah di lokasi-lokasi pengungsian bantuan untuk kebutuhan dasar sudah terpenuhi. Banyak yang sudah kembali ke rumahnya maupun bekas rumahnya. Bagi warga yang rumahnya masih bisa diperbaiki, sudah mulai bebersih rumah. Kedahsyatan dampak tsunami sangat beragam antar lokasi. Banyak kisah mengharukan. Salah satu kampung nelayan di Cigeulis, misalnya. Meski beberapa rumah rata tanah, namun alhamdulillah, miraculously tidak ada korban jiwa. Padahal ada bayi dan ibu yang sempat terjebak dalam rumah yang roboh sebagian. Semoga saudara-saudara kita di sana diberi kekuatan, dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini, serta segera bisa kembali ke kehidupan normal.
***
Malam semakin larut. Waktu menunjukkan pukul 22.00 lewat, saat kami singgah di pendopo Kabupaten Pandeglang. Setelah seharian reconnaissance survey dampak bencana tsunami selat Sunda, kami disambut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Pak Fajri Jaffar. Setelah seminggu penuh kurang tidur karena mengoordinasikan tanggap darurat bencana tsunami selat Sunda, beliau tampak lelah. Namun tetap penuh semangat dan tersenyum ramah menyambut kedatangan kami. Ditemani ketua Kagama Banten, Pak Iman Kusnandar, kami pun berbincang tentang tanggap darurat dan rencana ke depan. Di tengah tumpukan bantuan logistik untuk para korban, relawan dan petugas terus mendata dan memastikan berbagai bantuan tersalurkan ke tangan yang membutuhkan.
Bantuan yang masih diperlukan di antaranya: susu bayi/balita dan botolnya, pembalut wanita, beras, dan sarung (pakaian serba guna). Pak Fajri bercerita suka duka pengalaman 9 tahun menangani bencana dengan dilandasi semangat ibadah dan keikhlasan. Tak terasa waktu sudah menunjukkan waktu pukul 23.00 lewat. Kami pun pamit dengan bekal pekerjaan rumah tindak lanjutnya. Selamat bertugas Pak Fajri, staf dan para relawan yang bekerja dalam sunyi namun penuh arti bagi para korban bencana. Semoga diberi kesehatan, kemudahan, dan barokah. Semoga saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah di tempat-tempat bencana, kawasan Selat Sunda, Palu – Sigi – Donggala, dan Lombok diberikan kesabaran, ketabahan, dan segera pulih kembali ke kehidupan normal yang lebih baik. (Catatan perjalanan Dekan FT UGM, Prof. Nizam, Ph.D. pada hari Minggu 30 Desember 2018, diposting oleh Purwoko/Humas FT UGM)