Indonesia termasuk negara dengan budaya riset yang masih rendah. Rasio ilmuwan atau peneliti Indonesia hanya 205 orang per satu juta penduduk. Bandingkan dengan Jepang 5.573 orang atau Singapura 6.088 orang. Rendahnya kemajuan teknologi Indonesia juga terlihat dari minimnya anggaran pemerintah untuk riset, yakni hanya 0,08 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) per tahun. Bandingkan dengan negara lain di Asia,dana riset di Jepang 3,40% dan Korea Selatan 4,04%.
Di tengah minimnya budaya riset Indonesia ada kabar menyejukkan dari Atnic, tim yang terdiri dari sekumpulan mahasiswa jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada menjadi wakil Indonesia dalam Kompetisi Teknologi dan Inovasi Internasional ASME IShow 2015. Salah satunya adalah Imaduddin A Majid (Mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2012) yang saat ini bergabung juga di Tim Robot UGM. Karya mereka BlumbangReksa menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam ajang bergengsi kompetisi karya-karya inovasi dari seluruh dunia itu.
Sejak akhir 2014 Atnic didukung Indmira, sebuah perusahaan berbasis riset dan penelitian untuk mengembangkan piranti cerdas di bidang pertanian dan lingkungan. Permasalahan selama ini perubahan kondisi pada kolam tidak bisa diketahui dini, masalah baru diketahui setelah muncul gejala berupa gangguan atau bahkan kematian pada udang. Kerugian pun tak dapat dihindarkan. Teknologi BlumbangReksa memungkinkan setiap gejala abnormal pada kolam dapat diketahui secepat mungkin, sehingga resiko kegagalan produksi tambak udang dapat diminimalisir. Alat ini berupa perangkat Internet of Thing (IoT) yang memantau kondisi air tambak udang selama 24 jam sehari. Alat ini dilengkapi dengan modul GSM dan internet sehingga data kondisi air dapat diakses kapan saja dan dimana saja melalui gadget nonstop selama 24 jam.Petambak pun bisa melakukan penanganan kualitas air secara optimal, sehingga bertambak udang menjadi lebih ramah lingkungan.
Ahmad Ataka Awwalur Rizqi (Mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2010, founder Atnic) melalui surat elektroniknya dari London berkata, “Kami punya mimpi melihat Indonesia menjadi bangsa yang mandiri, berdiri di atas kaki sendiri. Sangat miris melihat petani dan petambak kelaparan di lumbung padi dan ikan seperti negeri ini”
Semoga hal ini semakin mendekatkan Indonesia menghasilkan inovasi teknologi yang bisa memberikan manfaat untuk masyarakat luas. Jangan lupa dukung Atnic dengan cara vote BlumbangReksa :
1. via Desktop : buka bit.ly/blumbangs , Like fanspage ASME, isi kotak email, lalu vote ( klik tombol vote berwarna hijau)
2. via Smartphone : Download apps di https://play.google.com/
Vote dapat dilakukan setiap hari sampai 15 April 2015. Mari dukung karya ini untuk menjadi harapan bagi kemajuan akuakultur di negeri ini.
Jayalah Indonesia
(Berita kiriman dari Imaduddin A Majid mahasiswa S1 Teknik Elektro UGM angkatan 2012)