Rabu (5/7), sekitar 60 orang dosen perwakilan dari jurusan-jurusan maupun program diploma di Lingkungan Fakultas Teknik (FT) UGM mengikuti Lokakarya Student Centered Learning (SCL) 2009. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang 2.2 Lt. 2 KPTU FT UGM dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FT UGM, Ir. Bambang Hari Wibisono, MUP., M.Sc., Ph.D.. “Tujuan diadakannya lokakarya ini antara lain untuk memonitoring penerapan SCL di setiap jurusan, peningkatan kapasitas dosen dalam praktek-baik penerapan SCL, penyempurnaan metode SCL yang sesuai dengan pembelajaran di Fakultas Teknik, serta perumusan metode pelatihan SCL yang sesuai dengan pembelajaran di Fakultas Teknik,” ujarnya.
“Kata ‘Guru’ berasal dari Bahasa Singhali di Srilanka. ‘Gu’ artinya gelap, sedangkan ‘ru’ artinya terang. Diharapkan seorang guru bisa membawa masyarakat dari gelap ke terang” jelas Ir. Wahyudi. Ditambahkan Ir. Wahyudi, rumusan pembelajaran seharusnya mencakup beberapa hal seperti visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, silabus, RPKP, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut, kegiatan SCL mulai diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di jurusan-jurusan maupun program diploma di lingkungan FT UGM. “Sebulan sekali kita mengundang pakar/ahli sebagai dosen tamu untuk memberikan kuliah umum. Selain itu juga melalui diskusi kelompok, kuliah lapangan, praktikum, tutorial, dsb,” ujar Ashar Saputra memberi contoh kegiatan SCL di Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan. Berbeda dengan Jurusan Teknik Geodesi yang menerapkan SCL dengan cara dosen memberikan pertanyaan diawal perkuliahan yang kemudian didiskusikan dan diakhir kuliah diadakan penyamaan persepsi. Lain pula dengan Ir. Sunarno yang mengajarkan mahasiswa harus memiliki visi.
Dengan demikian, pada dasarnya penerapan SCL di tiap jurusan berbeda-beda tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu antara dosen dan mahasiswa bisa saling peduli dan saling berbagi agar dihasilkan luluasan yang bermutu tinggi. “Kegiatan pembelajaran bukan hanya dosen mentransfer pengetahuan, tapi bagaimana bisa mendorong mahasiswa untuk bisa belajar sendiri dan terlibat aktif dalam kegaitan pembelajaran sehingga nantinya bisa menghasilkan lulusan yang bermutu tinggi” ujar Ir. Wahyudi. (nn)