”Atas nama Pimpinan dan keluarga besar Universitas Gadjah Mada, saya menghaturkan ungkapan duka cita mendalam atas berpulangnya Almarhum Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D. pada hari Sabtu, tanggal 10 Agustus 2024 pukul 21.48 WIB,” demikian ucap Prof. M. Baiquni, Ketua Dewan Guru Besar, di Balairung UGM, Minggu (11/8/2024).
Seluruh Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka karena salah satu putra terbaiknya, Prof. Ir. Sudjarwadi berpulang.
Baiquni menuturkan bahwa Prof. Sudjarwadi putra terbaik bangsa yang pernah memimpin UGM, dan berhubungan baik dengan berbagai kalangan. Baiquni berharap semoga berbagai hal yang telah dilaksanakan almarhum menjadi amal jariah yang tidak putus-putusnya. Baiquni juga mengajak semua pihak untuk meneruskan apa yang pernah dirintis Prof. Sudjarwadi dengan mengembangkan ilmu yang pernah diajarkannya.
Menurut Baiquni, sifat kesederhanaan almarhum nampak dalam pidato pengukuhan guru besarnya yang berjudul Asas Kesederhanaan Teknik Pengairan Kontekstual. Kompleksitas kehidupan yang diwarnai dengan ilmu air bisa disederhanakan agar lebih memiliki daya guna atau manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. “Saat ini kita menyaksikan bahwa air menjadi kunci kehidupan yang sangat penting, dan kita diharapkan terus menjaga kelestarian melalui ilmu yang pernah disampaikan beliau. Kita secara bersama-sama diajak untuk melestarikan kuantitas maupun kualitas air agar kehidupan kedepan akan berlanjut dan berlangsung dengan sebaik-baiknya”, tuturnya.
Mengenang Prof. Sudjarwadi senantiasa teringat akan kecerdasan kolektif yang senantiasa almarhum tanamkan kepada siapa saja. Sebagai pemimpin yang mengedepankan prinsip kecerdasan kolektif, almarhum memiliki motto someone is nothing but everyone have something. “Prof. Sudjarwadi merupakan salah satu pelopor pengembangan UGM sebagai Universitas Riset Bertaraf Internasional/ World Class Riset University-WCRU”, kenangnya.
Selain sebagai perintis world class university di UGM, sebagai pimpinan UGM saat itu ia senantiasa mempertemukan scientific (ilmu pengetahuan) dan wisdom yang diwujudkan dalam wisdom park UGM. Artinya perkuliahan bisa disampaikan dikelas sekaligus bisa pula di ruang atau alam terbuka.
Menyaksikan perjalanan Prof. Sudjarwadi, menurut Prof. Baiquni, membawa civitas akademika UGM dan masyarakat pada pandangan bahwa almarhum adalah orang yang baik.
Salah satu falsafah hidup almarhum bahwa setiap manusia mempunyai prinsip atau falsafah hidup sendiri-sendiri, termasuk mereka yang sudah terbilang sukses dalam menjalani kehidupan ini. Falsafah ini memperlihatkan sebuah keniscayaan bahwa semua orang harus bekerja sama dan berkolaborasi. Karenanya saat memimpin UGM ia senantiasa memperlihatkan kapasitasnya sebagai pemimpin yang baik yaitu mampu membawa kebersamaan menjadi kunci kesuksesan.
Jenazah almarhum Prof. Sudjarwadi di berangkatkan dari Balairung UGM menuju ke pemakaman keluarga di Desa Kiringan Utara, Semowo Plosowangi, Cawas, Klaten.
—–
Sudjarwadi, lahir di Klaten, Jawa Tengah, 13 Maret 1947. Pendidikan Sekolah Rakyat Cawas I, lulus tahun 1959, SMP Negeri II Klaten tahun 1962, dan SMA Negeri Klaten tahun 1965. Bekerja di PN Waskita Karya th 1969-1971, selanjutnya th 1971-1974 bekerja di Proyek Bengawan Solo sebagai Sarjana Muda.
Lulus Sarjana Teknik Sipil UGM tahun 1975 (bantuan beasiswa Alumni Fakultas Teknik UGM, 1974-1975), lulus Master dari Divisi Water Resources Engineering Asian Institute of Technology Thailand tahun 1981 (beasiswa 20 bulan dari The Rockefeller Foundation, 1979-1981) dan lulus Doktor dari Civil and Environmental Engineering University of lowa USA tahun 1986 (beasiswa Pemerintah Indonesia, 1982-1986).
Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Edukatif tahun 1976 di Fakultas Teknik UGM. Tugas pokok sebagai tenaga pengajar dijalani dengan penugasan sebagai asisten ahli madya pada tahun 1977, asisten ahli tahun 1978, Lektor Muda tahun 1981, dan Lektor Madya tahun 1984. Tugas sebagai Lektor tahun 1988, Lektor Kepala Madya tahun 1992, Lektor Kepala tahun 1994, dan Guru Besar Madya mulai bulan Nopember 1996.
Dikukuhkan sebagai guru besar pada dalam bidang ilmu Hydraulic, Departemen Teknik sipil dan Lingkungan pada tanggal 30 Juni 1998, dengan pidato pengukuhan berjudul Asas Kesederhanaan Teknik Pengairan Kontekstual.
Pernah menjabat sebagai Sekretaris Dirjen Dikti, serta Rektor UGM periode 2007-2012. (Sumber: web UGM dan Pidato GB disusun ulang oleh Purwoko)