Perubahan iklim dan dampaknya menjadi permasalahan besar yang mencemaskan ummat manusia. Hal ini menjadi pemantik awal yang disampaikan oleh Prof. Dwikorita Karnawati pada kuliah perdana mahasiswa program studi sarjana angkatan 2023 Fakultas Teknik UGM di Grha Sabha Pramana UGM (14/8/23).
Prof. Rita memberi tantangan pertanyaan para para mahasiswa, tentang ancaman kehidupan manusia. Azra, mahasiswi Teknik Kimia, dengan percaya diri menjabarkan bahwa krisis iklim mengancam kehidupan manusia, tidak hanya di Indonesia, namun juga secara global. Yudho, mahasiswa baru dari Teknik Geologi, mencoba menjawab bahwa emisi gas rumah kaca yang meningkat menjadi pemicu perubahan iklim. Polusi dan gas emisi yang banyak juga menjadi pemicu perubahan iklim, ungkap Fero dari Teknik Nuklir.
Data dari World Meteorological Organization, dalam paparan Prof. Rita, menunjukkan rata-rata temperatur global yang menaik sejak 1850-2022. Pada 2015-2022 menjadi tahun yang suhunya panas. El-Nino yang melanda berbagai belahan dunia, sebenarnya juga dirasakan dampaknya di Indonesia. Tahun 2020,2021,2022 La-Nina dialami setiap tahun, padahal sebelumnya terjadi dalam 5-10 tahun sekali. Hal ini, menurut Rita menunjukkan perubahan iklim yang semakin meningkat.
Terjadinya kelanggaan air di berbagai negara, dan kerawanan pangan juga menjadi dampak perubahan iklim. Kerawanan pangan ini terjadi juga diberbagai belahan dunia. Terjadinya kerawanan pangan, diprediksi terjadi di 2050.
Dari berbagai potensi dampak perubahan iklim ini, Prof. Rita mengajak mahasiswa teknik untuk peduli dan berpartisipasi dalam merespon perubahan iklim. “Biang keroknya itu gas rumah kaca,” tegas Prof. Rita. Maka, laju kenaikan suhu, dan gas rumah kaca harus dikendalikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mitigasi dan adaptasi pada perubahan iklim. Merespon perubahan iklim juga dapat dilakukan dengan teknologi modifikasi cuaca, memanen air hujan. Prof. Rita juga menyampaikan peran BMKG mengenalkan iklim melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI).
***
Sebagai bagian dari kuliah perdana, Prof. Sugeng Sapto, Wakil Dekan Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, menekankan bahwa selama menjadi mahasiswa, diharuskan menghindari berbagai perbuatan curang. Mulai dari plagiarisme, menyontek, memalsukan data, kerja sama dalam ujian, memalsukan tanda tangan, dan lainnya. Hal lainnya yang harus dihindari adalah kekerasan seksual. “Ada sanksi yang diterapkan untuk berbagai kecurangan, mulai dari ringan sedang dan berat”, ungkap Prof. Sugeng.
Berbagai ketentuan dan sanksi tersebut, diterapkan untuk memastikan bahwa mahasiswa dan alumni FT UGM merupakan alumni yang berkarakter.
Para kuliah perdana yang diikuti oleh mahasiswa 2023 ini, juga ditampilkan pentas teater. Teater ini disuguhkan untuk menggambarkan peran mahasiswa FT UGM dalam peradaban dan juga dalam rangka memperkuat sinergi. (Humas FT: Purwoko)
Rekaman Kuliah Perdana: https://www.youtube.com/watch?v=FZjtoXRg0EE